Minggu, 07 Juni 2009

Prediksi Harga Saham UNSP (PT Bakrie Sumatera Plantation) Tanggal 8 Juni 2009

created by:
Mia
Untuk dapat memprediksikan harga saham, kita harus bisa membaca pergerakan arah pasar. Sekarang mari kita lihat pergerakan harga sahamnya dengan melihat chartnya untuk Bulan Juni 2009.

Dengan mengetahui chartnya, kita dapat melakukan prediksi harga saham ke depannya, yanitu dengan Technical Analysis. Technical Analysis yang paling sederhana, namun sangat mendasar dan umum digunakan adalah dengan trendline (tarik garis).

Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa ketika tahun 2004 sampai 2006, pergerakan saham awalnya cenderung stabil / sideways, namun kemudian menjadi naik / bullish. Tapi malah turun drastis (bearish) dan hingga akhir tahun 2006 tidak mengalami kenaikan yang berarti.
Kemudian, dari tahun 2006 hingga 2008 pergerakan saham cenderung naik (bullish). Kenaikan yang signifikan terlihat pada menjelang pertengahan hingga akhir tahun 2008. Hal ini dikarenakan pada saat itu PT Bakrie Sumatra Plantations menerima penjualan Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 240 ribu ton dengan produksi sebanyak 140 ribu ton dengan harga di atas US$ 1.000 per ton. Maka, kenaikan harga saham ini dikarenakan perusahaan di tahun 2008 membukukan pendapatan hampir Rp 3 triliun, terutama didorong oleh kenaikan tajam harga CPO tahun lalu. Namun, tahun ini, harga dari CPO sendiri menurun drastis, yaitu berkisar antara US$350-500, sehingga perusahaan menargetkan penjualan yang tidak terlalu banyak mengingat permintaan terhadap CPO sendiri juga menurun tahun ini.
Lalu, kita lihat kembali chart di atas. Dari April hingga Mei, pergerakannya cenderung naik. Meskipun di pertengahan Mei sempat jatuh, namun hingga akhir Mei ke Juni menunjukkan pergerakan bullish (cenderung naik). Dari sini, kita dapat memprediksikan bahwa harga saham di tanggal 8 Juni 2009 nanti kemungkinan besar akan mengalami bullish, karena dapat kita lihat di bawahnya terdapat 2 garis support. Garis support menandakan akan naiknya suatu harga saham.
Kita juga bisa lihat dari candlesticknya. Candle stick terakhir (pada chart) merupakan evening star . hal ini menyimpulkan bahwa pergerakan selanjutnya akan bullish atau naik. Ini mengindikasikan bahwa penjual mempunyai kekuatan lebih besar bila dibandingkan dengan tekanan pembeli, dan biasanya dibutuhkan konfirmasi untuk sebuah bearish reversal. Konfirmasi untuk bearish berarti terjadi kenaikan yang melanjutkan formasi sebelumnya, bisa dalam bentuk gap down, candlestick hitam panjang, atau volume tinggi. Konfirmasi bearish biasanya terjadi satu hingga tiga hari setelah formasi bearish reversal terbentuk.
Entry Position
Yang disebut entry adalah jika kita ingin membuat posisi pembuka. Kebanyakan orang yang mulai investasi atau trading punya masalah dalam menentukan kapan entry. Bahkan masalah yang paling sering muncul adalah tidak sabar menunggu momentum yang tepat, jadi akar permasalahannya adalah psikologi dan mental yang belum stabil.
Dengan melihat posisi akhir pada penutupan ada di 810, maka kita sebaiknya mengambil posisi buy. Hal ini sudah jelas melihat peluang pergerakannya akan naik. Saya memperkirakan kenaikannya akan berkisar 50 poin hingga 100 poin. Paling tinggi ke level 150 poin. Hal ini dengan melihat plot harga harian ke belakang dari chart tersebut.
Exit Position
Yang disebut exit adalah jika kita ingin membuat posisi penutup. Bila sebelumnya banyak orang kesulitan menentukan posisi entry yang baik, maka untuk menemukan posisi exit menjadi lebih sulit dua kali lipat. Untuk entry sebenarnya tidak sesukar itu, kapan exit yang menjadi kendala bagi investor dan trader. Mengapa menjadi dua kali lebih susah? Karena beban psikologi dan mental yang ditanggung juga menjadi ganda, pertama anda telah mendapat posisi profit, kedua anda merasa “sayang” bila ambil untung karena kuatir saham akan terus naik. Sekali lagi kembali ke masalah psikologi dan mental.

Kita juga dapat melakukan analisis dengan menyertakan indikator. Indikator teknikal dikenal sebagai West-style charting. Ada banyak sekali jenis indicator teknikal, namun tidak semuanya berguna untuk digunakan dalam melakukan investasi. Bahkan analisis yang paling baik dalam investasi adalah analisis yang paling sederhana. Jika Anda menggunakan terlalu banyak indicator teknikal, maka bisa menjadi bumerang karena jika terlalu banyak indicator teknikal maka akan kebingungan membuat keputusan investasi. Satu indicator mengatakan beli, indicator yang lain mengatakan jual. Tujuan awal indicator teknikal yang berfungsi untuk membantu kita membuat keputusan investasi, menjadi tidak berguna karena indicator yang anda gunakan tidak tepat untuk kondisi yang bersangkutan.
Dengan data di atas, saya akan menggunakan Trend following indicator : jenis ini tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan dalam trend, namun fungsi utamanya untuk mengikuti trend yang sedang terjadi. Selain itu jenis indicator ini termasuk terlambat bila dibandingkan dengan pergerakan pasar, sehingga lebih berfungsi untuk identifikasi trend dan untuk mengikuti pergerakan trend, bukan untuk memprediksi. Maka dari itu indicator ini digunakan ketika pasar sedang dalam kondisi trending (uptrend atau downtrend). Yang termasuk Trend following indicators adalah MA, MACD.


Dead cross adalah sebuah interseksi antara kedua gerakan rata-rata secara berturut-turut yang bergerak ke arah berlawanan dan secara teknis harus diabaikan.
Golden cross adalah sebuah antar-bagian dari kedua rata-rata gerakan berturut-turut yang bergerak pada arah yang sama yang menunjukkan bahwa mata uang akan bergerak dengan arah yang sama.
Hal ini artinya bahwa grafik dengan MACD pasti akan lebih menang MACD. Grafik pasti akan mengikuti pergerakan MACD nantinya. Dengan melihat MACD di akhir grafik, maka diprediksikan bahwa pergerakan grafik akan ke atas, karena adanya golden cross. Sedangkan di awal grafik, pergerakan grafik ke bawah karena adanya dead cross.

Tidak ada komentar: