Minggu, 07 Juni 2009

Prediksi Harga Saham INCO Hari Senin

created by:

Willy Stephen


Penurunan BI rate menjadi sentimen positif bagi pasar minggu ini terlihat bahwa indeks sudah menembus level 2050, dengan pemotongan BI rate ini ikut memperbesar ruang gerak bagi sektor perbankan (BBNI, BDMN,BMRI, dll) untuk bangkit ke level tertinggi, sektor property (CTRP, Elty) juga ikut kecipratan efek penurunan BI rate, begitu sektor infrastuktur (JSMR) masih layak di koleksi. Berbagai penggerak ihsg adalah hot money yang masuk begitu kencang ke bursa juga ikut mendorong penguatan rupiah.

Masa resesi yang diperkirakan sudah berada dititik minimum, menjadi faktor penggerak kenaikan harga minyak dunia yang sudah hampir menyentuh $70/ barrel. Kenaikan harga minyak ini juga mendorong meningkatnya saham terutama saham – saham komoditas baik sektor perkebunan (unsp, aali, sgro) dan sektor mining ( Bumi, Trub, dewa) dan sektor property juga ikut kecipratan sentiment positif ini tidak terkecuali INCO (International Nickel Indonesia) yaitu perusahaan penghasil nikel.

Inco sudah rebound sekitar 275% dari harga terendahnya sejak November 2008 yaitu dari harga 1180 ke 4425. Untuk sekarang harga inco sudah berada pada titik normalnya, berikut adalah beberapa berita mengenai Inco:

Laba bersih INCO pada kuartal pertama 2009 anjlok 87% yoy dari US$ 139,6 juta (US$ 0,014 per saham) jadi US$ 17,2 juta (US$ 0,002 per saham) atau lebih tinggi dibanding kuartal IV 2008 mencatatkan kerugian US$ 9,8 juta (US$ 0,001 per saham). Penjualan turun 68% yoy dari US$ 380 juta jadi US$ 121,4 jut a dengan EBITDA turun 20% yoy dari US$ 221,8 juta jadi US$ 46,3 juta. Selanjutnya, produksi nikel dalam matte turun 20% yoy jadi 16.200 MT, harga realisasi rata-rata nikel
anjlok jadi US$ 8,309 /MT dari US$ 21,188/MT di kuartal I 2008 , dan harga pokok penjualannya turun menjadi US$ 114,6 juta dari US$ 177,6 juta di kuartal I 2008.
Sementara itu, perseroan menunda kelanjutan proyek konversi batubara senilai U$100 juta, terkait biaya
langsung jangka pendek yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu capex berkurang jadi U$118,8 juta
dari U$228,8 juta.

INCO memangkas capex jadi U$166,4 juta (Rp1,66 triliun) dari U$228,8 juta (Rp2,28 triliun).
Capex akan digunakan untuk belanja barang modal U$83,3 juta dan membiayai kelangsungan usaha
U$83,1 juta. Sementara itu, perseroan akan menggarap megaproyek U$582 juta (rp6,9 triliun) pada
tahun ini.

Meskipun indeks untuk minggu ini sudah mencetak rekor menembus 2050 tapi untuk minggu depan saham-saham yang sudah naik terlalu tinggi sangat rawan koreksi akibat profit taking sebab penggerak ihsg bukan murni fundamental perusahaan tetapi akibat tingkat kepercayaan investor asing

Terhadap emerging market sangat tinggi yang mana hot money ini bisa keluar sewaktu-waktu jadi hati-hati dengan aksi profit taking asing…

Prediksi Harga INCO: 4125

Tidak ada komentar: