Selasa, 16 Desember 2008

Tema Kajian #2 R&D FMC-EDUCATIONAL: Naiknya Indeks Saham di Asia

13/12/2008
Created by:

IER RUSWELIE
With the conclusion of edu-fmc discussion on Saturday, 13 Des 2008:

Indeks Saham Asia : Zona Hijau ke Zona Merah (akhir pekan perdalam kerugian)

Naiknya saham Asia beberapa hari yang lalu ternyata memang hanya berlangsung sementara saja. Udara segar seakan dialirkan ke regional ini dengan berbagai pemicu yang terjadi di masing-masing negara di Asia terjadi hanya dalam sekejap.

Desember, bisa jadi merupakan salah satu hal yang menjadikan saham Asia naik. Window dressing jadi menu utama kegiatan para investor di akhir bulan tahun 2008 ini. Pernyataan-pernyataan pembagian dividen dari tiap emiten seakan jadi sesuatu pemicu utama bagi mereka yang memburu dividen.

Tapi bakal kacau jadinya kalau misalkan sang emiten menyatakan pengurangan prediksi profit atau bahkan tidak akan adanya deviden. Bisa-bisa sahamnya langsung terjual banyak tanpa terkendali—nilainya bakal terjun bebas—taking profit besar-besaran bakal terjadi.

Pemicu lainnya adalah harga minyak yang turun. Turunnya minyak membuat biaya produksi turun, secara gak langsung mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat walaupun gak begitu signifikan. Tapi seenggaknya itu cukup membuat para investor melirik pasar saham kembali untuk menyimpan uangnya. Keyakinan bahwa para emiten akan bertahan dengan daya beli masyarakat yang membaik sepertinya cukup untuk membuat saham di Asia naik beberapa hari yang lalu.

Buat Indonesia dan beberapa negara mayoritas muslim, mungkin Hari Raya Idul Adha kemarin berdampak ke arah yang sama layaknya seperti efek minyak yang turun. Konsumsi masyarakat meningkat. Meningkatkan GDP negara yang bersangkutan. Seolah memang pertumbuhan ekonomi terlihat sedikit membaik, efeknya mungkin memang baik, tapi apa efeknya akan berlangsung lama?!

Pemicu paling menarik diperbincangkan adalah rencana bailout untuk industri otomotif Amerika. Sentimen positif tersebut cukup membuat para investor tergerak kembali untuk melakukan transaksi beli di pasar modal. Tapi beberapa pihak meragukan hal tersebut. Mereka meragukan bailout tersebut akan disetujui secepat itu.

Tapi mungkin keraguan mereka tersebut bukanlah suatu hal yang meragukan. Terbukti dari apa yang terjadi hari Jumat, 12 Desember kemarin, bursa Asia berubah warna dari zona hijau ke zona merah—rencana bailout otomotif Amerika gagal.

Sialnya, kegagalan rencana bailout ini terjadi di akhir pekan. Ini berarti posisi saham Asia yang berdarah-darah ini akan semakin berdarah di awal pekan nanti.

Di break pertama (12/12/08), IHSG, pada break pertama, ditutup melorot 4,12% atau 52,93 poin menjadi 1.263,764. Penurunan indeks didominasi oleh penurunan sejumlah emiten yang bergerak di sektor otomotif dan komoditas.

Nikkei 226 mengalami kemelorotan juga, turun 6,53% menjadi 8.166,56. Di jepang, penurunan dipicu oleh saham-saham otomotif ternama dunia—Honda Motor Co.

Di China, CSI 300 index ikutan melorot 2,2% setelah pemerintah menyatakan pertumbuhan China akan mengalami perlambatan karena penurunan penjualan terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Indeks Kospi tak jauh berbeda, merosot 5,2%, setelah Bank of Korea merilis pernyataan perekonomian akan bergerak lambat dan merupakan yang terparah sejak 11 tahun terakhir.

Kemerosatan tersebut semua, pada umumnya dipicu oleh turunnya nilai saham dari emiten-emiten yang terkait dengan industri otomotif. Contoh saja turunnya nilai saham PT Indo
Tambangraya Megah Tbk yang sama sekali tidak bergerak di industri otomotif, namun mempunyai keterkaitan dengan industri otomotif—harus gigit jari tertarik terjerembam ke kemerosotan nilai saham akhir pekan ini.

Alhasil, masuk keluarnya saham Asia dari dan ke zona merah pun terus menerus berlangsung.

Bangkitnya IHSG dari Keterpurukan

13/12/2008

Created by:

SHIELDVIE

With her analysis:


Indeks saham di bursa Asia melonjak tajam, Senin (8/12). Pelaku pasar menanggapi positif langkah pemerintah masing-masing dalam mengatasi krisis serta menguatnya wallstreet akhir pekan silam.

Indeks Nikkei 225 naik 411,54 poin atau 5,20 persen hingga menembus level 8.329. Apresiasi Nikkei banyak ditopang oleh saham sektor farmasi dan ritel.

Indeks Hangseng di bursa Hongkong juga melonjak 1.198 poin atau sekitar 8,6 persen. Lonjakan ini menyusul langkah anyar pemerintah China memperbesar paket stimulus guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Indeks Kospi di Korea Selatan juga naik 7,5 persen ke level 1.105,05.

Lonjakan banyak ditopang oleh saham teknologi serta ekspektasi pasar terhadap stimulus ekonomi yang diupayakan pemerintah.

Sedangkan Bursa Efek Indonesia, Singapura dan Malaysia hari ini tutup karena Idul Adha.

Berikut pergerakan IHSG selama pekan ini:

§ Selasa (9/12/2008): IHSG naik tajam 63,774 poin (5,3%) menjadi 1.266,116.

§ Rabu (10/12/2008): IHSG melejit 49,779 poin (3,93%) menjadi 1.315,895.

§ Kamis (11/12/2008): IHSG menguat tipis 0,799 poin (0,06%)

menjadi 1.316,694.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini mencatat 'surplus'. Panin Sekuritas dalam review IHSG sepekan menyatakan, IHSG bergerak menguat +5,04% selama sepekan

Konsumsi yg meningkat di Hari Raya Idul Adha menjadi salah satu factor pendorong kenaikan IHSG.

Saham-saham unggulan yang kembali menjadi perburuan menjelang akhir tahun karena para investor mengejar kemungkinan pembagian dividen pun ikut membantu kenaikan

Selain itu, IHSG juga didorong kenaikan saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor finansial. Beberapa saham perbankan yang memimpin indeks BEI diantaranya : saham Bank Mandiri yang terangkat Rp40 ke posisi 1.530,

Telkom melangkah Rp200 ke harga Rp6.000, Bank BRI menguat Rp150 ke posisi Rp3.350, Bank BCA menambah Rp75 ke level Rp2.750 dan BankBNI terangkat Rp30 menjadi Rp500. (Data 4/12)

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-rate) yang jadi pemicu kenaikan sektor perbankan.
Ekspektasi penurunan BI-rate ini karena melihat tekanan inflasi yang sudah mulai turun. Selain itu, indeks BEI juga didukung oleh sentimen naiknya bursa AS dan regional, terutama terangkat oleh berita penjualan ritel online dan rekor kenaikan aplikasi mortgage mingguan yang menutup berita pelemahan ekonomi di AS.
Sepertinya para pelaku pasar berharap banyak atas keputusan Bank Indonesia atas penetapan suku bunga acuannya.

Akan tetapi, sebelum tulisan ini sempat diposting, pada sesi 2 perdagangan hari Jumat (12/12), bursa regional terguncang setelah mendapat berita negatif dari gagal disetujuinya rencana bailout bagi industri otomotif AS oleh senat. Ancaman kebangkrutan tiga raksasa otomotif AS akan memberikan efek domino yang berujung pada resesi yang lebih mendalam,

Sentimen negatif itu ikut berdampak pada pergerakan indeks hari ini. Tak pelak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) benar-benar keok dan tak berdaya.

Indeks merosot 4,08% atau 53,726 poin menjadi 1.262,968. Kemerosotan dipicu oleh anjloknya sejumlah emiten di sektor otomotif dan pertambangan.

Bailout otomotif AS membuat sejumlah emiten yang berhubungan dengan industri otomotif ikut anjlok. PT Astra Internasional Tbk turun Rp 950 menjadi Rp 9.700 dan PT Goodyear Indonesia Tbk turun Rp 850 dan Rp 8.050.

Selain itu, indeks juga tertekan oleh penurunan harga minyak mentah dunia. Penurunan ini turut menyeret emiten-emiten yang bergerak di sektor komoditas. Sebut saja PT Indo Tambangraya Megah Tbk yang turun Rp 750 menjadi Rp 10.500, PT Astra Agro Lestari Tbk turun Rp 700 menjadi Rp 9.100 dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk turun Rp 700 menjadi Rp 6.800.

Aksi ambil untung investor di dalam negeri ikut memperparah kejatuhan IHSG.

Penurunan indeks seharusnya membuka peluang bagi investor lokal. Dengan penurunan ini, mereka sejatinya bisa menjadi market leader. Kondisi ini dapat mengontrol aktivitas perdagangan yang sebelumnya didominasi pemain asing.

Untuk pekan depan sepertinya investor masih harus terus memperhatikan perkembangan makroekonomi global. Investor juga masih menanti langkah yang akan diambil pemerintah AS dalam menyelamatkan industri otomotif negara tersebut.

Menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan, Akankah Kita Sudah Berani Berinvestasi?

13/12/2008

Created by:

DEA

With her analysis:


Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) akhirnya menguat. Penguatan bursa regional dan arus deras dana yang masuk ke pasar domestik menopang naiknya indeks saham. Investor pun memburu saham-saham unggulan.

Terdongkraknya IHSG terjadi seiring naiknya bursa Wall Street dalam dua hari berturut-turut, pasca pernyataan Obama yang akan melakukan stimulus fiskal besar-besaran, yaitu dengan memperbanyak proyek pembangunan infrastruktur tahun depan guna mempercepat pemulihan ekonomi AS.

Pelaku pasar semakin optimis setelah rencana bailout (penyelamatan) perusahaan otomotif sekitar US$ 15 miliar mendekati final. Yang akan menarik investor pun melakukan aksi beli besar-besaran di pasar.

Selain itu, kenaikan indeks saham juga dipicu penguatan rupiah terhadap dolar AS hingga ke level 11 ribu, bahkan diperkirakan bisa terus menguat hingga ke level 10 ribu per dolar AS. Hal ini mengindikasikan adanya arus capital inflow ke bursa domestik dan menjadi sentimen positif karena menunjukkan adanya akumulasi beli secara bertahap.

Aksi Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga seiring turunnya inflasi, dan ekspektasi berlanjutnya penurunan BI rate juga merupakan sentimen positif bagi IHSG.

Di sisi lain, harga komoditas dunia baik yang berbasis energi maupun logam pada sesi perdagangan pagi terpantau menguat. Hal ini mendorong menguatnya saham berbasis sumber daya alam (SDA).

Apalagi disusul oleh penguatan di sektor pertambangan, infrastruktur, dan agribisnis yang akan menyebabkan para investor menguber saham-saham unggulan.

Beberapa saham masih menarik untuk dikoleksi adalah yang berbentuk jangka pendek, karena penguatan IHSG ini tidaklah bersifat permanen.

Untuk itu janganlah berinvestasi untuk transaksi jangka panjang, namun melakukan trading jangka pendek. Karena, jika malakukan trading jangka panjang sekitar 6-12 bulan, investor akan terbayangi oleh pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan serta resesi di tahun 2009.

Sebaiknya kita berinvestasi di saham yang termasuk kategori yang selalu dikonsumsi oleh orang meskipun kondisi kritis sekalipun, seperti saham PT. Unilever (UNVR)

DOWNTREND INDEKS BELUM BERAKHIR

13/12/2008
Created by:

WS
With his analysis:


Sejak pembukaan bursa di hari pertama setelah lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menunjukan keperkasaannya, IHSG berada pada posisi 1.316,694 begitu juga terjadi di hampir semua bursa saham di Asia. Akan tetapi, tidak bertahan lama, pada penutupan bursa hari jumat bursa Asia semuanya berdarah dengan IHSG ditutup dengan kemelorotan 4,12% atau 52,93 poin menjadi 1.263,764. Indeks Nikkei 226 mengalami penurunan 6,53% menjadi 8.166,56. CSI 300 Index melorot 2,2%, dan begitu juga Indeks Kospi juga bernasib serupa, dengan kemerosotan 5,2%. Penurunan ini disebabkan penolakan dana talangan (boilout) oleh senat AS kepada tiga kawakan yang terancam di telan bumi yaitu General Motor, Ford Motor & Chrysler, meskipun sudah disetujui oleh DPR AS sebelumnya.

Penguatan IHSG beberapa hari ini didasarkan oleh beberapa penyebab, yaitu:
Pertama, terjadinya capital inflow atau hot money yang kembali mengucur ke kantong Indonesia.
Beberapa sentimen positif yang sebelumnya dihembuskan oleh DPR AS bahwa persetujuan pemberlakuan dana talangan (boilout) kepada ketiga Taipan perusahaan mobil, membuat bursa Asia kembali bergairah karena investor asing sudah mulai mengoleksi bursa-bursa Asia.

Kedua, terjadinya window dressing di kwartal terakhir.
Pemberlakuan window dressing biasanya dilakukan oleh reksadana atau manajer portofolio untuk mendandani portofolio agar lebih menarik sebelum di presentasikan kepada para pemegang saham.

Ketiga, penurunan BI rate 25 basis poin
Penurunan BI rate 25 basis poin, selain sedikit membantu menggerakkan sektor riil, juga makin mempercantik Obligasi. Karena dengan penurunan BI rate akan semakin memperlebar jarak selisih antara angka deposito dengan obligasi, dengan demikian ada kemungkinan investor lebih suka bermain di pasar obligasi dari pada mendiami duit mereka di deposito.

Keempat, adanya kemungkinan spekulan valas mengkonversikan valasnya ke bursa saham
Tidak menutup kemungkinan spekulan valas mulai mengoleksi bursa saham, karena melihat kondisi rupiah cenderung akan berada pada posisi sideway malah bisa mengalami uptrend, maka spekulan cenderung menggunakan jurus kaki seribu sebelum rupiah menguat atau keburu rugi apalagi harga saham sudah berada pada titik yang sangat rendah.

Dengan melihat keadaan pasar sekarang yang sangat rentan & sangat bergantung pada sentimen pasar dan efek psikologis pasar, kemungkinan besar kenaikan IHSG tidak akan bertahan lama, hal ini terjadi karena benteng pertahanan & penguatan IHSG tidak mampu mempertahankan ekspekstasi pasar yang terlalu besar. Bukannya pesimistis tapi lebih melihat kondisi pasar yang realistis seperti sekarang kecenderungan akan downtrend bukanlah hal yang tidak mungkin. Fobia ini muncul secara spontan ketika melihat keadaan ekonomi yang seperti sekarang ini apa mungin indeks bakal uptrend?

Pertama, masih belum ada kepastian bailout AS terhadap tiga kawakan yang hampir tenggelam.
Meskipun pemberian boilout telah distujui oleh DPR AS, namun pemberian boilout ditolak oleh senat AS. Ketidakpastian pemberian dana talangan ini menyebabkan pasar bergerak fluktuatif, ketika ada sentiment positif sedikit saja pasar langsung bullish, begitu juga sebaliknya. Sehingga kenaikan atau penurunan indeks sekarang tidaklah mencerminkan keadaan pasar sebenarnya.

Kedua, ketakutan capital inflow sebagai ajang spekulasi.
Dengan melihat keadaan pasar sekarang ini, bukanlah tidak mungkin capital inflow sekarang ini hanyalah motif yang digunakan sebagai ajang spekulasi, yaitu ketakutan terjadinya hit and run & sebagai ajang profit taking oleh pelaku pasar.

Ketiga, pengaruh window dressing yang tidak kontinuitas.
Window dressing tidaklah terjadi pada setiap saat, tetapi hanya terjadi di waktu tertentu saja. Oleh karena itu ketika terjadinya window dressing indeks berada pada posisi uptrend, setelah itu indeks bakal sideway.

Keempat, penopang IHSG lagi berada pada masa downtrend.
Bagaimana mungkin dengan kondisi ekonomi yang menuju resesi dan sektor riil yang tidak menggairahkan, indeks akan bullish! Penopang utama IHSG berada pada komoditas seperti pertambangan dan energi beserta teman-temannya, yang lagi menghadapi masalah permintaan yang berkurang dan harga yang anjlok gila-gilaan. Hal ini menyebabkan bursa penopang IHSG ini berada pada keadaan bearish dan downtrend, otomatis IHSG juga terseret kedalam jurang penurunan.

Kenaikan Indeks Saham Asia

13/12/2008

Created by:

FINZ_XOX

With her analysis:

Indeks saham di Asia mulai mendapatkan angin segar setelah sekian lama mengalami koreksi terus menerus. Indeks Nikkei dan Hang Seng mulai bergerak naik, meskipun ada indeks saham di wilayah Asia yang masih stagnan ataupun terkoreksi.

Bursa saham Asia mulai membangun kekuatan dari keterpurukan dalam pekan lalu. Kebangkitan bursa saham Asia dimotori oleh pasar saham di Jepang. Kenaikan indeks Nikkei ini merupakan kenaikan yang spektakuler karena munculnya optimisme di kalangan pelaku pasar akan upaya sejumlah negara yang akan bersama-sama melakukan pemulihan pasar finansial global. Investor terpacu lagi untuk mengunmpulkan saham setelah sejumlah negara di dunia mengumumkan rencana penyelamatan finansial massal yang bernilai ratusan miliar dolar AS.

Sedangkan dari sisi internal, yaitu Indonesia, PT Bumi Resources tbk (BUMI) dan Group Astra tetap mendapat perhatian terbesar para pelaku pasar. Penguatan saham di kedua perusahaan ini memicu penguatan IHSG Indonesia. Volume perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia mengalami gairah, berdasarkan data yang penulis peroleh volumenya mencapai 4.749 miliar lembar saham atau senilai Rp3.234 triliun. Saham yang tercatat menguat sebanyak 87 saham, 56 saham melemah dan 68 saham pada posisi stagnan.

Kenaikan indeks di Asia masih dipengaruhi sentimen luar dengan kebijakan paket penyelamatan industri automotif di Amerika dengan bailoutnya. Selain itu, sektor keuangan merupakan sektor yang paling besar menggerakkan pasar dan pasar percaya bahwa akan banyak berita-berita bagus yang akan dirilis. Contoh berita baik yang didengar oleh pasar Asia adalah setelah mendengar menteri keuangan AS menyatakan akan memberikan bantuan bagi 2 perusahaan keuangan di AS yang terancam bangkrut. Bantuan tersebut senilai 12 triliun US dollar. Dua perusahaan keuangan tersebut adalah perusahaan berbasis pinjaman perumahan dan pemerintah AS menjamin hutang mereka dan mengurangi risiko sebagai akibat dari kerugian sektor kredit.

Tambahan lainnya adalah penurunan harga minyak mentah dunia akan memberikan sentimen yang positif. Penurunan harga minyak ini memberikan sedikit penurunan kekhawatiran akan inflasi yang sedang terjadi di pasar sehingga para pelaku pasar dapat bersemangat kembali. Memang pelaku pasar di bursa saham sangat sensitif dan karena itu apa yang mereka lakukan sering dijadikan patokan tentang persepsi dunia usaha terhadap perekonomian.

Seperti kita semua tahu bahwa kondisi pasar modal sangat rentan. Pasar modal sangat fluktuatif dan dinamis mengikuti segala perkembangan baik menyangkut politik, sosial dan sebagainya. Perubahan bisa datang setiap saat, dari menit ke menit. Untuk itu, kita perlu terus mencermati perkembangannya. Menjaga kepercayaan adalah penting bagi sebuah negara dan salah satu tolak ukur dengan melihat kinerja di pasar saham. Pada akhirnya, semoga penguatan indeks di Asia ini bukanlah penguatan yang basa basi dan tidak bersifat temporer sehingga perekonomian di seluruh negara dapa mulai membaik.

Indeks Harga Saham Asia

13/12/2008
Created by:

MIAW
With her analysis:

Krisis Subprime mortgage di AS cepat berkembang menjadi krisis keuangan global dalam kurun ± 2 tahun.tidak hanya terjadi di sektor keuangan dan bursa saham AS, tetapi juga menjalar ke Eropa, Rusia, Australia, dan Amerika Latin.

Dampak krisis keuangan global tidak hanya ditransmisikan melalui koreksi di pasar saham, juga investasi, sektor riil, aliran perdagangan internasional, dan sektor keuangan.

Kita masuk ke pasar saham, indeks harga saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Fungsinya adalah menjadi indikator trend pasar, menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah lesu atau aktif. Pergerakan indeks harga saham ini menjadi pedoman invespor apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli saham.

Dalam kondisi keuangan global saat ini yang dapat dikatakan sedang mengalami resesi, jelas indeks harga saham terkena imbasnya. Indeks-indeks saham di Asia pun tidak dapat mengelak dari imbas ini.

Hangseng, bursa saham Hong Kong, sempat melonjak 8,6%, terakhir 6%. Hal ini menyusul langkah pemerintah China yang memperbesar paket stimulus/perangsang pertumbuhan ekonomi.

Bursa Tokyo, Jepang, Indeks Nikkei naik beberapa persen. Apresiasi ini ditopang oleh sektor farmasi dan ritel. Juga ditopang paket stimulus baru dari pemerintah Jepang untuk menopang ekonomi yang ditimpa krisis. Paket ini dialokasikan untuk menopang pasar saham, penciptaan lapangan kerja dan pastinya stabilisasi ekonomi. Indeks Kospi, Korea Selatan, mengalami apresiasi pula ditopang oleh saham teknologi, ekspektasi pasar terhadap stimulus ekonomi yang diupayakan pemerintah, dan juga sempat didukung pemangkasan suku bungan oleh Bank Sentral Korea untuk menolong Korea dari perlambatan ekonomi.

Bursa Efek Indonesia pun menguat disebabkan sentimen positif dari penguatan saham regional, pernah pula akibat dari penurunan BI rate, faktor regional (merupakan faktor dominan), juga karena sempat menguatnya rupiah, bertahan di posisi Rp 12.000,- / USD.

Dari data-data dapat terlihat bahwa indeks saham di Asia rata-rata sedang menguat. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa setiap pelaku pasar menanggapi positif langkah-langkah pemerintah masing-masing. Juga disebabkan sempat menguatnya indeks saham Wall Street yang direct atau indirect pasti memberi dampak.

Indeks Saham Naik Lalu Turun Drastis

13/12/2008

Created by:

SATYO WICAKSONO

With his analysis:

Indeks Saham di berbagai bursa hari ini justru melemah dari sebelumnya yang cenderung naik. Nyatanya, pasar saham di kawasan Asia Pasifik turun tajam lebih dari 3 persen.

Awalnya ada berita yang mengatakan bahwa pemerintah Amerika akan menalangi kerugian pada industri otomotifnya. Faktanya, sebagian legislatif di AS justru masih meragukan efektifitas dari bailout tersebut dan menolaknya. Pemerintah AS rencananya akan memberikan bantuan dana sebesar USD 14 miliar.

Kegagalan itu terjadi setelah pembicaraan antara Partai Demokrat dan Republik mendek. Setidaknya dibutuhkan 60 suara untuk mengakhiri perdebatan untuk segera mencapai keputusan pencairan. (Sumber: okezone.com)

Dampak dari penolakan bailout tersebut terhadap indeks saham di beberapa bursa ialah:

· Indeks Seoul Composit : turun 50,61 poin menjadi 1.103,82

· Indeks Hang Seng : turun 921,11 poin menjadi 14.692,79

· Indeks Shanghai Composite : turun 68,06 poin menjadi 1.963,62

· Indeks Nikkei 225 : turun 471,49 poin menjadi 8.249,06

· Indeks Straits Times : turun 57,60 poin menjadi 1.736,56

Selain itu, saham-saham Filipina ditutup turun dua persen hari ini menyusul melemahnya bursa regional lainnya setelah tak menentunya bailout perusahaan automotif AS.

Hal tersebut disebabkan saham-saham sektor automotif dan ekspor menurun tajam akibat ketakutan atas bangkrutnya Tiga Besar produsen mobil AS.

Untuk ke depannya, Asia-Pasifikdiharapkan menjadi kunci utama untuk menyelesaikan permasalahan krisis finansial global ini dari sektor industri pangan.