Jumat, 27 Februari 2009

TEMA KAJIAN #3 R&D FMC-EDUCATIONAL : Sukuk Ritel

Citra Amanda

With her analysis:

Sukuk Ritel – “Sebuah Terobosan Baru"

Sukuk Ritel / Surat Berharga Syariah Negara merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah yang dijual kepada individu atau per seorangan melalui agen penjual.

Menurut fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002

Suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13 : Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan/tidak terbagi atas: kepemilikan aset berwujud itu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi itu, dan kepemilikan atas aset proyek itu atau aktivitas investasi itu.

Sebenarnya, mengapa pemerintah menerbitkan sukuk ritel?

Karena perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan/bahkan resesi yang sangat berpengaruh terhadap Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4%. Hal ini sangat miris, di mana Indonesia seharusnya tumbuh 8% untuk menyerap tenaga kerja dan menghindari pengangguran. Sangat sulit mengharapkan pihak swasta menciptakan lapangan kerja, dalam keadaan ekonomi ini tidak melakukan PHK saja sudah bagus.

Kondisi seperti ini menambah deretan masalah dan tantangan yang dihadapi pemerintah. Pemerintah harus memutar otak untuk memutar roda perekonomian. Bertambahnya pengeluaran dan menurunnya pendapatan mengakibatkan defisit APBN, dan untuk menutupinya, pemerintah terpaksa hutang/kasbon kepada warga negaranya, dan instrumennya adalah SUKUK RITEL.

Sukuk ritel, dapat dibeli juga oleh individu non-muslim. Setiap individu WNI dapat membeli SUKUK RITEL seri SR-001. Jumlah minimal pemesanan adalah Rp5.000.000,- dengan kelipatan Rp5.000.000,- , tanpa batasan.

Sukuk ritel ditawarkan dengan margin keuntungan 12% setahun, lalu apakah bedanya dengan obligasi konvensional? Di mana praktik bagi hasil yang dimasyarakatkan selama ini? Saya juga kurang mengerti, apakah sukuk ritel benar-benar dikelola dengan sistem syariah yang katanya, bebas riba.

Tujuan utama penerbitan sukuk: untuk membiayai anggaran negara.

Manfaat manfaat sukuk:

Investasi cukup aman

Return tinggi 12%

Risiko:

- risiko gagal bayar

- risiko pasar: menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun.)

- risiko likuiditas: kesulitan dalam pencairan

Pemesanan pembelian mulai 30 Januari - 20 feruari 2009

Konsultan hukum & Agen Penjual:

Konsultan hukum: Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office.

Agen penjual:

Bank umum konvensional: PT Bank Mandiri, Citibank, Bank International Indonesia.

Bank Umum Syariah: PT Bank Syariah Mandiri

Perusahaan Efek: PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, PT CIMB-GK, PT Andalan Artha Advisindo, PT Reliance, PT Anugrah Securindo Indah, PT Bahana, PT BNI Sekuritas

Sukuk Ritel

Miaw

With her analysis:

Sukuk Ritel

Sukuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah

Penerbitan sukuk memerlukan underlying asset harus memiliki nilai ekonomis. Fungsi underlying asset tersebut adalah:

(i) untuk menghindari riba, (ii) sebagai prasyarat untuk dapat

diperdagangkannya sukuk di pasar sekunder, dan (iii) akan menentukan

jenis struktur sukuk.

Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan

perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan

bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung

(underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi

dasar penerbitan sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian antara para

pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Ritel Seri SR-001 diluncurkan untuk untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pemerintah dari dalam negeri.

Sukuk ritel ini instrumen yang menyasar investor-investor masyarakat individual. Di tengah krisis keuangan global yang masih gonjang-ganjing investor individual menjadi alternatif, karena banyak perusahaan yang terkena imbas krisis ekonomi.

Sukuk ritel SR001 akan jatuh tempo pada 25 Februari 2012. Ditawarkan dengan minimum pesanan Rp 5 juta dan maksimum tidak terbatas. Imbalan atau bunga ditetapkan sebesar 12 persen atau lebih tinggi dari SBI satu bulan dengan frekuensi pembayaran kupon selama 12 kali per tahun atau tiap bulan. Jika dibandingkan dengan SBI hanya 8%an dan sangat fluktuatif juga cenderung turun.

Manfaat Sukuk Negara Ritel

Sesuai syariah

Aman, dijamin negara sampai jatuh tempo

Likuid, dapat diperdagangkan dan berpotensi memperoleh capital gain serta dapat dijadikan jaminan

Adil, imbalan sesuai imbalan pasar

Menguntungkan, imbalannya lebih tinggi dibandingkan rata2 tingkat bunga deposito dengan tingkat imbalan tetap sampai jatuh tempo

Resiko

Risiko Pasar, bila suku bunga naik menyebabkan penurunan harga Sukuk Ritel di pasar sekunder

Risiko Likuiditas, bila investor susah menjual di pasar sekunder

Pemerintah pun mulai melakukan sosialisasi Sukuk di Indonesia dengan mengunjungi beberapa kota Kunci dan melibatkan SRO pasar modal dan mungkin juga libatkan departemen agama. Atau mungkin DSN MUI karena disini ada aspek yang perlu dijelaskan dari sisi syariah dan sebagainya.

Persamaan ORI dan SBSN

diperuntukkan bagi investor ritel

bukti investasi masyarakat kpd pmrintah

pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin oleh pemerintah

Perbedaan ORI dan SBSN

ORI : pinjaman modal dr masy kpd pmrintah

SBSN : bentuk penyertaan modal masy atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yg dijadikan obyek transaksi

ORI : memberikan return kpd investor berupa bunga

SBSN : memberikan return berupa imbalan sewa, sesuai dgn akad yg digunakn.

Jika SBI turun, maka cepat atau lambat suku bunga konvensional pun akan turun. jika suku bunga konvesional kecil, masyarakat cenderung pengen duitnya mereka pegang "cash on hand". adanya SUKUK ini, biar masyarakat mw mengivestasikan "cash on hand" mereka yg skrng, dan syariah menjadi pilihan yg tepat karena masyarakat skrng lagi krisis kepercayaan dari ekonomi kapitalis.

Sukuk (menurut isu) hanya dijual sebesar 1,6T. Sedangkan set yg djaminkan pemerintah sebesar 3,6T. Maka kemungkinan risiko gagal bayar kecil. Tapi bukan berarti tidak ada sma sekali risiko gagal bayar, karena pada th 1947, pemerintah pernah melakukan hal yang mirip (yaitu menjaminkan aset negara kepada rakyat) dan ternyata gagal bayar.

Surat Berharga Syariah Negara

Anak_nakal

With her analysis:

Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) a.k.a. sukuk adalah suatu bentuk obligasi yang berbasis syariah yang diterbitkan oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Alasan pemerintah menerbitkan sukuk sama seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), sebagai sumber pendanaan negara yang berasal dari dalam negeri. Dengan adanya penerbitan dua surat hutang ini, pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan dari dana asing dan menjadi lebih mandiri dalam masalah pendanaan negara.

Dalam penerbitan sukuk, selain menyiapkan undang – undang untuk mengatur hal ini, pemerintah juga menyediakan aset Negara yang nantinya “dijual” kepada masyarakat. Kemudian asset – asset yang telah terjual kepada para pemegang sukuk akan langsung disewa kembali oleh pemerintah (sale and lease back). Nilai dari besarnya harga sewa tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah dan akan dibayar dalam periode tertentu hingga masa berakhirnya obligasi (maturity). Teknisnya, tidak terdapat kata bunga dalam sukuk, melainkan kata ‘sewa’.

Karena diterbitkan oleh pemerintah dan berbasis syariah maka tidak heran sukuk menjadi cukup fenomenal di kalangan masyarakat saat ini. Selain itu, sukuk juga memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya adalah apabila SBI turun, sedangkan nilai sewa dari sukuk adalah tetap (fix rate) maka masyarakat yang memegang sukuk akan dapat meraih keuntungan lebih. Selain itu, sukuk juga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada tabungan atau deposito lainnya dan (semoga) aman dari resiko gagal bayar.

Disamping dari benefit yang dapat diambil dari sukuk tersebut, beberapa pihak masih menanyakan sifat dari sukuk tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya, pemegang sukuk akan mendapat keuntungan berupa sewa yang terdiri dari sekian persen dari nilai sukuk tersebut. Permasalahannya adalah, nilai sewa tersebut adalah tetap hingga akhir maturity value dari sukuk tersebut (yang membuat sukuk tidak berbeda jauh dengan ORI ataupun obligasi biasa yang menganut sistem bunga). Hal ini berbeda dengan konsep syariah Islam yaitu sistem bagi hasil, dimana untung dan rugi ditanggung bersama.

Terlepas dari sifatnya yang masih kontroversial, sukuk tetap menjadi pilihan favorit para investor. Hal ini terbukti dengan nampaknya antusiasme dari para investor yang antre untuk membeli sukuk di beberapa bank yang telah ditunjuk pemerintah. Fenomena ini mungkin akibat dari kecenderungan turunnya SBI belakangan ini yang juga memicu daya tarik masyarakat akan sukuk dan ORI.

Nah, setelah diulas sedikit mengenai sukuk, mari kita lihat reaksi anak FMC dengan adanya sukuk tersebut. Oknum pertama adalah Vidi. Dia membeli sukuk sekitar beberapa unit, dengan harapan mendapat keuntungan dari sukuk (yaiyalah, masak rugi). Setelah mengantre berjam – jam, akhirnya dia mendapat sukuk. Belum puas dengan unit yang dia beli (maklum kemaruknya belum hilang) ia mengantre kembali, tetapi sudah kehabisan (rasain lo !!). Harapan Vidi = “jangan ampe pemerintah gagal bayar dah”. Kemudian Dhea, setelah ditanya tentang sukuk, dia merasa menyesal karena telah kehabisan sukuk. Dia berharap dapat membeli sukuk melalui pasar sekunder. “Lumayan khan, biar ada cadangan dana hidup ma yayank”, kata Dhea. Hah? Yayank? Apakah Dhea sudah punya kekasih? ”Iyah, udah ada. Kan ma abang ganteng di Aboy Copy Center. Coba liat. Sertifikat COVI 2009 ku aja udah dipajang disana sebagai tanda cinta kita berdua, surat nikah menyusul lho !!” Wah, selamat menempuh hidup baru deh Dhea. Bagaimana pula tanggapan Dhika PO Investment Club ?? “ Gila lo, ini IC aja gw masih takut –takut. Kalo ampe rugi bandar, gw bisa diarak bugil keliling kampus ma anak – anak.” Wahahah, kasian juga ya si Dong –Dong. “ Untung ada Salma yang selalu setia menemani, baik dekat maupun jauh.” Salma ?, terus kemarin kamu payungan berdua sama Irma di bawah derasnya kucuran air hujan ngapain? Ada dua wanita dalam satu hati dong ? “ HAH !! ASEM LO !! TAU DARI MANA ?? SIALAN !! Jangan bilang- bilang Salma ya !! Mati gw ntar di-smack ma dia.” Ah, terlambat sudah dhik. Member lain sudah melihat semua adegan mesra kalian berdua.

Pembaca, apa mau dikata. Mugkin anda ingin membaca tulisan saya lebih lanjut. Sayangnya, jari saya sudah pegal –pegal mengetik kajian ini dan saya sedang sibuk dengan berbagai macam kepentingan lainnya. Sekian ‘curhat’ saya tentang sukuk. Jayalah Indonesia….Hidup FMC !!

Sukuk Ritel

Andhika Dwitama

With her analysis:

Sukuk Ritel

Ditengah terjadinya krisis global ini,diperkirakan perumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sekitar 4%.Angka pertumbuhan ini sangatlah tidak memadai,karena dalam suatu penelitian bahwa untuk meyerap tenaga kerja dan menghindari bertambahnya pengangguran,ekonomi indonesia harus tumbuh sekitar 8%.Jadi dapat disimpulkan apabila pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4%,maka diperkirakan tahun ini jumlah pengangguran akan bertambah.

Dalam memerangi tingkat pengagguran ,dalam keadaan normal akan membutuhkan peran dari sektor swasta dan juga pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja.Tetapi dalam masa krisis seperti ini,maka pemerintah terpaksa harus menanggung sebagian besar tanggung jawab itu.Ini terjadi karena sulit untuk mengandalkan swasta dalam situasi ekonomi seperti ini untuk meciptakan lapangan kerja(tidak melakukan PHK saja sudah bagus).

Oleh karena itu,pemerintah terpaksa menambah pengeluaran belanjanya untuk membantu memutar roda perekonomian.Padahal di saat yang bersamaan,pendapatan pemerintah sedang turun akibat turunnya harga komoditas.Pendapatan pajak juga diperkirakan akan menurun karena pendapatan pajak akan sangat tergantung dari kondisi ekonomi.Maka dalam kondisi seperti ini,laba dunia usaha akan menurun sehingga penerimaan pajak juga akan turun.

Akibat bertambahnya pengeluaran dan menurunnya pendapatan,maka taun ini defisit APBN pemerintah diperkirakan akan meningkat.Untuk menutupi defisit tersebut,pemerintah terpaksa harus berhutang.Salah satu instrumen hutang yang akan dipakai oleh pemerintah di tahun ini adalah SUKUK RITEL.

Sukuk memang memiliki peran yang kurang lebih sama dengan surat utang negara (SUN) yang sudah diterbitkan terlebih dulu. Hanya,sukuk berbasis sistem ekonomi Islam yang mensyaratkan jaminan aset (underlying asset) untuk tiap nilai penerbitannya.

Pada saat yang bersamaan,di tengah ketidak pastian ekonomi,masyarakat mulai mencari instrumen investasi yang aman,terlebih dengan adanya beberapa insiden buruk di dunia investasi akhir-akhir ini. Oleh karena itu Sukuk Ritel diharapkan akan menjadi pilihan yang menarik oleh masyarakat,karena relatif investasi yang sangat aman.