Senin, 08 Juni 2009

dari penulis untuk pembaca... prediksi yang bener....

Jawaban yang bener nih…

Diupdate dari www.idx.co.id, 080609:

1) TLKM dari 7750 -50 jadi 7700

2) JSMR dari 1690 -20 jadi 1670

3) ISAT dari 5150 +100 jadi 5250

4) UNVR dari 8050 -50 jadi 8000

5) UNSP dari 820 -30 jadi 790

6) BUMI 2175 -100 jadi 2075

7) BBCA 3725 +100 jadi 3825

8) INCO 4450 -200 jadi 4250

9) BTEL 140 -1 jadi 139

Jadi,

Cit,, telkom turun yaaa… gak naik…

Fin,, itu tuh prediksi jangka panjang ya?...

Dika maen aman nih prediksinya: 5150-5300 – tapi bener!!!! Hho… selamat ya…

Go,, UNVR gak jadi ke level 8100,, malah turun jadi 8000

Mia,, UNSP turun… gak naek…

Son,, BUMI gak ada di level sekitar 2175,, soalnya malah turun jadi 2075

Fin,, BBCA emang naik,, cumin gak berkisar di angka 3600… malahan ini angkanya tuh dari 3725 ke 3825,,, jadi agak kurang tepat…

Will,, maafkan saya yang bodoh ini… gak ngerti sama tulisan kamu… ato gak kebaca ya?... intinya tuh,, jadinya prediksi punya kamu tuh di angka berapa?!

Yang terakhir nih gak usah dibahas,, punya saya dan ngaco!!! Hhu… salah pokonya… bodo ah… hha

Teman2 edu,, terima kasih atas kebersamaannya selama ini… tak akan terlupakan… maaf kalo udah punya salah sama apa pun yang bikin gak enak hati ya… yang terpenting yang ingin saya katakana adalah… semoga kita bias bertemu lagi tetap di organisasi yang sama dan terus bersemangat untuk membuat FMC terus berkembang dan berjaya!!!! Hwahhahahha…..

TLKM

Telkom (TLKM), Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) layak diakumulasi untuk jangka pendek maupun panjang. Harga saham yang cenderung menguat dan proyeksi kinerja yang menjanjikan tahun ini bakal menjadi pertimbangan positif bagi investor. TLKM secara teknis cenderung bergerak naik, setelah beberapa hari terakhir relatif mendatar (sideways) dan mendekati batas bawah (support).

Secara fundamental saham telekomunikasi terbesar di Indonesia ini juga mendukung untuk diakumulasi beli sebagai investasi jangka pendek maupun panjang, karena tahun ini perseroan akan memperkuat unit-unit bisnisnya seperti seluler dan unit multimedia. Jadi, menurut saya, belilah saham Telkom.
Telkom juga sedang mengincar pangsa pasar sebesar 50 persen dari industri telekomunikasi berbasis seluler.Telkom menjanjikan tidak ada perang tarif antar operator, agar harga tidak jatuh. Telkom akan terus meningkatkan jumlah pelanggan sehingga bisa meraih target 50 persen pangsa pasar.
Walaupun pada tanggal 5 juni saham telkon turun 100, akan tetapi, prediksi pada tnggal 8 juni 2009, saham telkom akan kembali menguat (naik).

Key Stats & Ratios
Q1 (Mar '09) Annual
(2008) Annual
(TTM)
Net profit margin 22.83% 24.18% 22.49%
Operating margin 35.97% 36.76% 34.88%
EBITD margin - 57.05% 56.10%
Return on average assets 14.75% 16.93% 15.68%
Return on average equity 27.73% 31.20% 27.08%
Employees 30,288 - -
Telkom SA Ltd
(NYSE: TKG)
After Hours: 44.44 N/A (N/A) 8:50am ET
Last Trade: 44.70
Trade Time: Jun 4
Change: 0.00 (0.00%)
Prev Close: 44.70
Open: 44.40
Bid: N/A
Ask: N/A
1y Target Est: N/A
Day's Range: 44.00 - 44.8099
52wk Range: 32.50 - 78.40
Volume: 13,794
Avg Vol (3m): 14,563.1
Market Cap: 5.60B
P/E (ttm): 5.87
EPS (ttm): 7.62
Div & Yield: 3.27 (7.80%)

Telekomunikasi Indonesia Tbk
Delayed Quote Data
Tanggal Perdagangan : 5 Jun 2009 Waktu Perdagangan : 13:41
Perdagangan Terakhir : 7.700 Pembukaan : 7.850
Perubahan : -100 Penawaran : 7.700
Niliai sebelumnya : 7.800 Permintaan : 7.750
Historical Quote Data
Tampilkan Data Selama hari terakhir
Tanggal Pembukaan Tertinggi Terendah Penutupan Volume Nilai Frekuensi
4-Jun-2009 7.650 7.800 7.650 7.800 14.378.500 111.380.675.000 782
3-Jun-2009 7.700 7.800 7.600 7.800 20.177.500 154.939.825.000 1.002
2-Jun-2009 7.700 7.750 7.600 7.600 26.630.500 204.899.600.000 1.646
1-Jun-2009 7.600 7.600 7.500 7.600 11.674.000 88.016.175.000 709
29-May-2009 7.600 7.650 7.450 7.450 30.584.000 231.135.400.000 1.003
28-May-2009 7.450 7.550 7.350 7.450 14.377.000 107.078.225.000 868
27-May-2009 7.500 7.700 7.500 7.550 31.590.500 240.978.175.000 1.948
26-May-2009 0 7.500 7.350 7.400 17.540.000 129.947.650.000 806
25-May-2009 7.400 7.450 7.300 7.350 13.904.500 102.498.025.000 544
22-May-2009 7.250 7.400 7.250 7.400 21.146.500 154.745.075.000 834
20-May-2009 7.400 7.450 7.250 7.300 14.501.000 106.371.625.000 989
19-May-2009 7.350 7.450 7.300 7.400 17.464.000 129.091.900.000 1.333
18-May-2009 7.050 7.250 7.050 7.200 22.511.000 161.523.425.000 1.174
15-May-2009 0 7.200 7.000 7.050 30.289.000 214.486.700.000 1.450
14-May-2009 0 7.250 7.050 7.100 20.093.000 142.953.350.000 2.007
13-May-2009 0 7.550 7.250 7.250 23.409.500 172.038.425.000 2.415
12-May-2009 0 7.550 7.350 7.500 14.121.000 105.109.025.000 1.145
11-May-2009 0 7.650 7.400 7.400 37.276.500 279.388.725.000 1.886
8-May-2009 0 7.750 7.550 7.600 19.977.000 151.690.525.000 1.623
7-May-2009 0 8.100 7.600 7.750 29.302.500 229.222.725.000 1.239
6-May-2009 0 7.950 7.650 7.850 19.073.500 150.092.700.000 889
5-May-2009 0 8.100 7.550 7.700 16.514.000 129.360.325.000 1.430
4-May-2009 0 8.050 7.850 7.950 25.927.500 206.584.100.000 1.341
1-May-2009 0 7.900 7.650 7.750 11.352.500 87.773.350.000 620
30-Apr-2009 0 7.900 7.650 7.850 26.099.000 203.162.350.000 1.408
29-Apr-2009 0 7.750 7.550 7.650 12.211.500 93.522.250.000 1.002
28-Apr-2009 0 7.600 7.100 7.450 31.485.000 234.559.375.000 1.862
27-Apr-2009 0 7.300 7.100 7.100 23.096.500 166.784.100.000 1.190
24-Apr-2009 0 7.450 7.150 7.200 16.423.000 118.726.025.000 1.157
23-Apr-2009 0 7.500 7.350 7.350 7.056.500 52.220.025.000 428
22-Apr-2009 0 7.650 7.400 7.450 17.572.000 132.396.200.000 980
21-Apr-2009 0 7.650 7.400 7.500 19.455.500 146.908.500.000 1.431
20-Apr-2009 0 7.900 7.550 7.900 14.120.000 108.613.875.000 896
17-Apr-2009 0 8.000 7.650 7.750 22.089.000 171.001.325.000 1.184
16-Apr-2009 0 7.850 7.650 7.850 31.269.000 243.626.550.000 1.712
15-Apr-2009 0 7.650 7.400 7.600 30.348.000 230.031.475.000 1.903
14-Apr-2009 0 7.500 7.300 7.450 38.491.000 286.626.500.000 2.193
13-Apr-2009 0 7.400 7.050 7.400 36.713.500 267.940.750.000 2.514
8-Apr-2009 0 7.100 6.850 6.900 30.275.500 211.455.675.000 2.175
7-Apr-2009 0 7.300 7.000 7.050 53.388.000 381.208.675.000 2.389
6-Apr-2009 0 7.350 7.200 7.300 31.691.000 231.278.950.000 1.212










referensi:

http://finance.yahoo.com/q?s=tkg
http://www.idx.co.id/QuoteSearch/tabid/181/language/id-ID/cmd/TLKM/Default.aspx

by : citra

Minggu, 07 Juni 2009

Analisa Fundamental pada PT Jasa Marga Tbk

created by:
Silvy

Analisis Ekonomi dan Industri
• Indonesia adalah negara berkembang dimana, pembangunan - terutama di bidang infrastruktur -belum merata, oleh karena itu sektor infrastruktur ini masih mempunyai peluang yang sangat luas untuk berkembang.
• Ditengah ancaman krisis global, pemerintah berbagai negara berlomba mengucurkan stimulus untuk mendorong roda pertumbuhan ekonomi. Hal ini, menjadi peluang tersendiri bagi sektor infrastruktur, karena sektor ini selalu mendapat prioritas untuk mendapatkan stimulus.
• Kenaikan tarif tol sebesar 15 %
• Jasamarga memenangkan tender pengelolaan jembatan Suramadu untuk 18 bulan ke depan

Analisis Perusahaan

PT Jasa Marga merupakan market leader di bidang pengelolaan jalan tol di Indonesia, panjang jalan tol jasa marga pada tahun 2008 mencapai 496 km atau 78 % dari panjang jalan tol di indonesia yang mencapai 630 km.


• Saat ini PT jasa Marga telah mengelola 13 ruas jalan tol yang telah beroperasi. Selain itu BUMN ini pun telah mendapat 5 konsesi untuk ruas jalan tol baru.
• Konsesi untuk 13 jalan tol akan berakhir pada 2044, sedangkan 5 jalan tol yang baru, konsesinya akan berakhir pada 2051.
• 48 % jalan tol yang dimiliki jasa marga berada di daerah jabotabek yang mempunyai volume lalu lintas yang tinggi, sedangkan sisanya berada di kota-kota besar di daerah jawa dan sumatera yang mempunyai populasi penduduk yang padat.

Kendala
• Tidak tegasnya Regulator Jalan tol untuk penyesuaian tarif tol setiap 2 (dua) tahun yang telah diamanatkan UU No. 38/2004.
• Kendala pembebasan lahan guna membangun jaringan jalan tol baru yang di kembangkan JSMR
Rasio Likuiditas
• Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

• Current Ratio = Current Asset / Current Liabilities

• JSMR = 3.906.983.110.000 /1.237.275.532.000 = 3.16 x

• CMNP = 95,193,476,154/1,190,096,725,378 = 0.08 kali

Rasio Aktifitas
• Adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asset-asset yang dimilikinya

• Total asset turnover = Sales / total Aseet

• JSMR = 3,353,632,332 / 14,642,760,013 = 0.23 kali

• CMNP = 572,027,677,627 / 2,791,107,923,940 = 0.20 kali

RASIO PROFITABILITAS
• Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan









RASIO SOLVABILITAS
• Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage
• Debt Ratio = Total Debt / Total Asset

• JSMR = 7,758,936,681 / 14,642,760,013 = 53 %

• CMNP = 1,318,547,864,051 / 2,791,107,923,940 = 47 %

• Debt to Equity Ratio = Total Utang / Ekuitas

• JSMR = 7,758,936,681,000 / 6,572,008,105,000 = 1.18

• CMNP = 1,318,547,864,051 / 1,415,426,456,017 = 0.93


RASIO PASAR
• Menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham

• PE Ratio = Price / EPS

• JSMR = 1710 / 104 = 16.44 x

• CMNP = 970 / 36.22 = 26.8 x

• Book Value = Modal / jumlah saham beredar

• JSMR = 6,572,008,105 / 6805749799 = Rp 965

• CMNP = 1,415,426,456,017 / 2000062710 = Rp 708

• PBV = Price / Book Value

• JSMR =1710 / 965 = 1.77 x

• CMNP = 970 / 708 = 1.37 x



Analisis teknikal


Dari indikator MA dapat dilihat bahwa garis MA dengan tempo yang lebih pendek masih berada diatas MA yang temponya lebih panjang, jadi peluang kenaikan masih ada. Namun apabila dilihat dari stochastic harga sudah hampir mencapai tingkat overbuy. Jadi mesti bersiap-bersiap dengan pembalikan arah. Namun saya rasa kenaikan ini akan terus berlanjut sampai dikisaran 1800, karena sentiment positif yang masih membanjiri pasar, menyusul bagusnya laporan ekonomi Indonesia triwulan pertama, penurunan BI rate, dan rupiah yang terus menguat terhadap dolar amerika.

“Forecasting harga saham Indosat untuk penutupan hari senin tanggal 8 Juni 2009”

created by:
Dhika

Profil Perusahaan
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1969.Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan telekomunikasi internasional seperti SLI dan layanan transmisi televisi antar bangsa.
PT Indosat Tbk adalah sebuah perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari, Matrix, IM3, StarOne). Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah Publik (45,19%), Qatar Telecom QSC (40,37%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,44%), termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Issue Terhangat Seputar Indosat
“Indosat dan Bakrie Telecom bekerjasama untuk menggarap SLI”
“PT.Indosat dan Bakrie Telecom telah melakukan kesepakatan untuk pembukaan interkoneksi layanan Saluran Langsung Indonesia(SLI).Kesepakatan itu meliputi mekanisme promosi dijaringan kedua belah pihak secara pendekatan bisnis.Kesepakatan ini murni hasil negosiasi tanpa intervensi pihak manapun baik regulator maupun pemerintah”
*hmmmm,bagi Indosat kerja sama ini harus cepat direalisasikan karena menyangkut eksistensi dari Fixed Wireless Access (FWA) StarOne di Jakarta.Tidak adanya pembangunan infrastruktur oleh Indosat mengakibatkan pertumbuhan StarOne di Jakarta sangat lambat.Maka dengan dijalinnya kerjasama tersebut layanan StarOne milik Indosat semestinya bisa berbagi pakai frekuensi 800 MHz yang ditempati layanan Esia untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.Sebaliknya,Bakrie Telecom juga semestinya bisa menggelar layanan dengan cakupan nasional sesuai lisensi yang dimiliki Indosat StarOne.Melihat ini,kesepakatan tersebut akan meguntungkan kedua belah pihak,karena biaya promosi akan lebih murah daripada dilakukan sendiri.Apalagi ditengah persaingan sektor telekomunikasi yang semakin ketat.
Issue Terhangat Seputar Pasar Modal
“IHSG berpeluang tembus pada level 2000 pekan ini”
“Setelah terus bergerak naik pesat pekan ini,maka IHSG diperkirakan masih akan terus bergerak naik.Bahkan pada pekan ini IHSG diperkirakan akan menembus level 2000 pada pekan ini untuk pertama kalinya sejak september tahun lalu.Peluang kenaikan bursa pada pekan ini akan didorong dari ekspektasi turunnya kembali BI Rate.Hal ini setelah data inflasi yang flat pada bulan lalu.BPS mencatat inflasi Mei sebesar 0,04% dibanding April deflasi 0,31%.”
*hmmm,sepertinya issue turunnya BI rate tidak terlalu mempengaruhi harga saham Indosat,saham-saham yang terkena imbas turunnya BI rate adalah saham-saham yang sensitif akan suku bunga(BBCA,BBRI,BDMN). Seminggu terakhir ini harga penutupan ISAT tetap konstan pada pada rentang level 5150-5300.Kalaupun ada fluktuasi pada saat sesi perdagangan,itu dikarenakan aksi profit taking dari para investor.Sealin itu sepekan terakhir ini tidak ada rumor negative mengenai perusahaan ini.
Kesimpulan
Setelah melihat grafik pergerakan harga saham ISAT selama seminggu ini dan juga mempertimbangkan imbas issue2 yang beredar terhadap pergerakan harga saham ISAT,maka saya mengambil kesimpulan bahwa harga saham ISAT pada penutupan Senin 8 Juni 2009 berada di sekitar level 5250...

PREDIKSI HARGA UNVR

created by:
Digo

Menurut prediksi saya, sebagai seorang pengamat pasar yang masih awam, harga saham PT Unilever Indonesia pada penutupan sesi ke dua akan mengalami kenaikan dari pada sesi pembukaan sebelumnya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi ?
Ada beberapa hal yang menjadi faktor dari kenaikan harga saham tersebut. Pertama, adalah faktor dari eksternal secara makroekonomi Indonesia yaitu kecenderungan mayoritas saham di Indonesia yang mengalami kenaikan, terutama di sector perbankan dan juga pertambangan. Hal ini merupakan imbas dari hasil laporan ekonomi triwulan pertama Indonesia yang cukup baik yang menyebabkan banyaknya investor asing yang tertarik dan mengucurkan dana “hot money” mereka. Ketertarikan investor asing ini mungkin berdasarkan karena mereka melihat potensi perkembangan ekonomi (economic growth) Indonesia termasuk menjanjikan daripada negara - negara lain yang saat ini masih terkena imbas yang dahsyat dari krisis global.
Faktor yang kedua adalah, turunnya BI rate dari 7,25% menjadi 7%. Penurunan BI rate ini diharapkan dapat menyebabkan bunga bank menjadi turun sehingga banyak orang ataupun organisasi yang meminjam dana ke masyarakat. Penurunan BI rate ini nantinya dapat menyebabkan investasi dalam negeri dapat bertambah ( secara teori makroekonomi).
Penjabaran di atas adalah berdasarkan analisa berdasarkan situasi dan kondisi makroekonomi Indonesia dan juga global (dunia). Bagaimana berdasarkan analisa fundamental emiten itu sendiri ? PT Unilever Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang barang keperluan sehari – hari (daily goods). Perusahaan/ emiten yang bergerak di bidang ini memiliki karakteristik saham yang bergerak relative stabil ( tidak fluktuatif), berbeda dengan saham di bidang pertambangan (extraction) ataupun perbankan (banking) yang tiap harinya cenderung mengalami gejolak harga yang sangat tinggi. Selain dari sifatnya yang relative stabil, PT Unilever Indonesia yang bergerak di bidang kebutuhan sehari- hari pun tidak terlalu terpengaruh dengan imbas krisis global karena sudah memiliki pasar tersendiri di Indonesia.
Berdasarkan dari kriteria jenis saham PT Unilever Indonesia ( atau lebih dikenal dengan kode sahamnya yaitu UNVR), maka PT Unilever amat menggantungkan nasib perusahaannya kepada konsumen yaitu kalangan masyarakat luas. Karena bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dasar para konsumen maka Unilever bekerja dengan keras untuk mencapai target-targetnya. Berkat kerja kerasnya itu, Merek – merek dan produk – produk Unilever disenangi dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya produk Unilever yang meraih penghargaan dan sebagai produk – produk yang paling dipercaya oleh konsumen dalam pemilihan ICSA. Berkat penghargaan itu, dapat dipastikan penjualan dari Unilever dapat mengalami peningkatan. Hal ini juga tentunya akan menarik para investor unutk menanamkan sahamnya di sana karena pengaruh dari pendapatan dan juga kredibilitas perusahaan.
Bagaimana saham PT Unilever Indonesia secara teknikal ? Sempat diisukan dulu bahwa saham UNVR akan mengalami kenaikan hingga menembus Rp 9.000,00. Isu ini memang sempat termakan mentah – mentah oleh beberapa investor akibat dari kinerja Unilever sendiri yang cenderung bagus. Nyatanya, pergerakan harga Unilever tidak sedrastis itu ( Unilever tidak mengalami Rally). Karena menurut analisa teknikal, pergerakan harga Unilever tidaklah agresif.

Mari kita menengok chart (kurva) pergerakan saham Unilever dalam kurun 5 hari terakhir terhitung mulai tanggal 1 Juni 2009:


Terlihat jelas seperti dalam chart di atas bahwa pergerakan saham UNVR dalam beberapa waktu tidak mengalami pergerakan harga. Kalaupun ada pergerakan harga, pergerakan harga itu akan kembali turun ke poin sebelumnya, seperti dalam permainan ping – pong. Walaupun pergerakan selama masa bursa dibuka relatifstabil, yang paling menentukan dari saham UNVR adalah pada masa pre – open atau pra pembukaan. Dapat kita lihat dari sampel beberapa hari pergeseran harga saham UNVR pada masa pre-open mengalami fluktuasi yang amat tinggi.
Lantas, bagaimana cara memprediksi harga saham Unilever secara teknikal. Marilah kita kembali melihat pada char saham UNVR tapi dari sudut pandang waktu yang berbeda,
Apabila kita dapat menarik garis support dari titik terendah harga saham UNVR, maka kita dapat melihat bahwa harga sahamnya telah mencapai titik support. Ketika sudah mencapai titik ini, maka kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu buy atau sell. Berhubung saat ini bursa Indonesia sedang bergairah dan faktor perusahaan yang sedang bagus, seperti yang telah saya jabarkan sebelumnya, maka ada kecenderungan harga saham UNVR itu sendiri masih mengalami tren kenaikan.
Berapa kira-kira kisaran harga saham UNVR pada saat penutupan di hari Senin ? Memang agak sulit untuk dapat memprediksi harga saham ini ( Selain karena ilmu saya yang masih dangkal), namun, apabila melihat pergerakan harga saham UNVR pada hari Kamis dan awal Jumat dapat ditentukan setidaknya beberapa kemungkinan dari harga saham UNVR itu sendiri, yaitu tetap atau pun naik. Melihat pergerakan harga UNVR yang sekali bergerak tiap kelipatan Rp 50,00 maka saya pun memprediksi harga berkisar antara Rp 8.000,00 hingga Rp 8.100,00. Untuk lebih tepatnya, mungkin berada di harga Rp 8.100,00. Kenaikan harga saham UNVR tersebut selain daripada kondisi makro dan juga mikro juga berdasarkan pada mitos hari Senin. Memang hal ini terkesan seperti tidak masuk akal, akan tetapi ada kecenderungan bahwa di hari Senin biasanya harga saham memiliki kecenderungan naik karena disebabkan oleh (konon) katanya semangat hari Senin itu sendiri.
Jadi, demikianlah prediksi saya mengenai harga saham UNVR. Memang beberapa diantaranya tidak masuk akal, namun melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini dapat dipastikan bahwa harga saham UNVR itu akan mengalami kenaikan (kecuali terjadi sesuatu yang sangat berada di luar dugaan, seperti misalnya kantor Unilever mengalami kebakaran seperti pada kantor Bank BRI waktu itu.

Prediksi Harga Saham UNSP (PT Bakrie Sumatera Plantation) Tanggal 8 Juni 2009

created by:
Mia
Untuk dapat memprediksikan harga saham, kita harus bisa membaca pergerakan arah pasar. Sekarang mari kita lihat pergerakan harga sahamnya dengan melihat chartnya untuk Bulan Juni 2009.

Dengan mengetahui chartnya, kita dapat melakukan prediksi harga saham ke depannya, yanitu dengan Technical Analysis. Technical Analysis yang paling sederhana, namun sangat mendasar dan umum digunakan adalah dengan trendline (tarik garis).

Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa ketika tahun 2004 sampai 2006, pergerakan saham awalnya cenderung stabil / sideways, namun kemudian menjadi naik / bullish. Tapi malah turun drastis (bearish) dan hingga akhir tahun 2006 tidak mengalami kenaikan yang berarti.
Kemudian, dari tahun 2006 hingga 2008 pergerakan saham cenderung naik (bullish). Kenaikan yang signifikan terlihat pada menjelang pertengahan hingga akhir tahun 2008. Hal ini dikarenakan pada saat itu PT Bakrie Sumatra Plantations menerima penjualan Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 240 ribu ton dengan produksi sebanyak 140 ribu ton dengan harga di atas US$ 1.000 per ton. Maka, kenaikan harga saham ini dikarenakan perusahaan di tahun 2008 membukukan pendapatan hampir Rp 3 triliun, terutama didorong oleh kenaikan tajam harga CPO tahun lalu. Namun, tahun ini, harga dari CPO sendiri menurun drastis, yaitu berkisar antara US$350-500, sehingga perusahaan menargetkan penjualan yang tidak terlalu banyak mengingat permintaan terhadap CPO sendiri juga menurun tahun ini.
Lalu, kita lihat kembali chart di atas. Dari April hingga Mei, pergerakannya cenderung naik. Meskipun di pertengahan Mei sempat jatuh, namun hingga akhir Mei ke Juni menunjukkan pergerakan bullish (cenderung naik). Dari sini, kita dapat memprediksikan bahwa harga saham di tanggal 8 Juni 2009 nanti kemungkinan besar akan mengalami bullish, karena dapat kita lihat di bawahnya terdapat 2 garis support. Garis support menandakan akan naiknya suatu harga saham.
Kita juga bisa lihat dari candlesticknya. Candle stick terakhir (pada chart) merupakan evening star . hal ini menyimpulkan bahwa pergerakan selanjutnya akan bullish atau naik. Ini mengindikasikan bahwa penjual mempunyai kekuatan lebih besar bila dibandingkan dengan tekanan pembeli, dan biasanya dibutuhkan konfirmasi untuk sebuah bearish reversal. Konfirmasi untuk bearish berarti terjadi kenaikan yang melanjutkan formasi sebelumnya, bisa dalam bentuk gap down, candlestick hitam panjang, atau volume tinggi. Konfirmasi bearish biasanya terjadi satu hingga tiga hari setelah formasi bearish reversal terbentuk.
Entry Position
Yang disebut entry adalah jika kita ingin membuat posisi pembuka. Kebanyakan orang yang mulai investasi atau trading punya masalah dalam menentukan kapan entry. Bahkan masalah yang paling sering muncul adalah tidak sabar menunggu momentum yang tepat, jadi akar permasalahannya adalah psikologi dan mental yang belum stabil.
Dengan melihat posisi akhir pada penutupan ada di 810, maka kita sebaiknya mengambil posisi buy. Hal ini sudah jelas melihat peluang pergerakannya akan naik. Saya memperkirakan kenaikannya akan berkisar 50 poin hingga 100 poin. Paling tinggi ke level 150 poin. Hal ini dengan melihat plot harga harian ke belakang dari chart tersebut.
Exit Position
Yang disebut exit adalah jika kita ingin membuat posisi penutup. Bila sebelumnya banyak orang kesulitan menentukan posisi entry yang baik, maka untuk menemukan posisi exit menjadi lebih sulit dua kali lipat. Untuk entry sebenarnya tidak sesukar itu, kapan exit yang menjadi kendala bagi investor dan trader. Mengapa menjadi dua kali lebih susah? Karena beban psikologi dan mental yang ditanggung juga menjadi ganda, pertama anda telah mendapat posisi profit, kedua anda merasa “sayang” bila ambil untung karena kuatir saham akan terus naik. Sekali lagi kembali ke masalah psikologi dan mental.

Kita juga dapat melakukan analisis dengan menyertakan indikator. Indikator teknikal dikenal sebagai West-style charting. Ada banyak sekali jenis indicator teknikal, namun tidak semuanya berguna untuk digunakan dalam melakukan investasi. Bahkan analisis yang paling baik dalam investasi adalah analisis yang paling sederhana. Jika Anda menggunakan terlalu banyak indicator teknikal, maka bisa menjadi bumerang karena jika terlalu banyak indicator teknikal maka akan kebingungan membuat keputusan investasi. Satu indicator mengatakan beli, indicator yang lain mengatakan jual. Tujuan awal indicator teknikal yang berfungsi untuk membantu kita membuat keputusan investasi, menjadi tidak berguna karena indicator yang anda gunakan tidak tepat untuk kondisi yang bersangkutan.
Dengan data di atas, saya akan menggunakan Trend following indicator : jenis ini tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan dalam trend, namun fungsi utamanya untuk mengikuti trend yang sedang terjadi. Selain itu jenis indicator ini termasuk terlambat bila dibandingkan dengan pergerakan pasar, sehingga lebih berfungsi untuk identifikasi trend dan untuk mengikuti pergerakan trend, bukan untuk memprediksi. Maka dari itu indicator ini digunakan ketika pasar sedang dalam kondisi trending (uptrend atau downtrend). Yang termasuk Trend following indicators adalah MA, MACD.


Dead cross adalah sebuah interseksi antara kedua gerakan rata-rata secara berturut-turut yang bergerak ke arah berlawanan dan secara teknis harus diabaikan.
Golden cross adalah sebuah antar-bagian dari kedua rata-rata gerakan berturut-turut yang bergerak pada arah yang sama yang menunjukkan bahwa mata uang akan bergerak dengan arah yang sama.
Hal ini artinya bahwa grafik dengan MACD pasti akan lebih menang MACD. Grafik pasti akan mengikuti pergerakan MACD nantinya. Dengan melihat MACD di akhir grafik, maka diprediksikan bahwa pergerakan grafik akan ke atas, karena adanya golden cross. Sedangkan di awal grafik, pergerakan grafik ke bawah karena adanya dead cross.

HARGA SAHAM BUMI PADA PENUTUPAN 8/6/2009

created by:
sony

Menurut analisis yang telah saya lakukan harga saham BUMI pada penutupan Senin, 8/6/09 ialah berada pada sekitar level 2175, mengapa demikian?
Selama beberapa periode terakhir ini, tidak ada rumor negative mengenai perusahaan ini. Pasalnya, secara umum, semua berita BUMI sudah diserap pasar dan karena itulah peluang sahamnya untuk turun sangat kecil. Kecuali, jika ada berita buruk atau insider trading. Untuk jangka pendek dan menengah, peluang naiknya juga sangat kecil.
Seminggu terakhir ini harga penutupan bumi konstan berada pada level 2175. Namun fluktuasi tetap ada pada saat sesi perdagangan. Walaupun harga penutupan bisa dibilang tidak berubah secara signifikan, bumi masih masuk pada kategori kelompok saham teraktif.
Para investor memanfaatkan saham bumi sebagai ladang untuk profit taking. Mereka membeli saham ini pada pembukaan lalu menjualnya pada siang hari. Selisih harga pada saat membeli dengan pada saat mereka menjual tidak terlalu signifikan. Hanya sekitar sampai dengan 200 poin.

BBCA (Bank Central Asia Tbk)

created by:
Fina

Tekanan inflasi yang terus menciut, menguatnya rupiah terhadap dolar AS, dan stabilnya harga-harga barang membuat BI memangkas lagi suku bunga acuan alias BI rate menjadi 7%. Pengumuman BI rate memberikan sentimen positif bagi saham perbankan. Di samping itu, perbankan juga kebanjiran valas disaat rupiah menguat terhadap dolar AS. Likuiditas valas tak hanya datang dari dana pihak ketiga (DPK), beberapa bank juga membeli dolar AS untuk mengamankan kebutuhan valasnya.

Penurunan BI rate benar-benar sukses menolong IHSG disebabkan melesatnya harga saham-saham perbankan. Diantaranya adalah BBCA. Harga terakhir BBCA pada perdagangan terakhir di hari jumat adalah Rp 3575 dengan pembukaan Rp 3525. Sejak tanggal 1 Juni harga BBCA terus merangkak dari Rp 3425 hingga harga saat ini.

Namun apakah harga tersebut akan terus bullish pada perdagangan hari Senin nanti?

Dengan menggunakan analisis teknikal, penulis melihat pergerakan trendline 6 bulan dan menarik garis lurus terhadap resistance (horizontal resistance), sepertinya harga akan memantul ke bawah. Akan tetapi dengan menggunakan metode moving average dan EMA selama 14 hari (redline), 25 hari (blue line) dan 50 hari (green line), garis merah terus merangkak ke atas memotong garis hijau.

Penulis menyimpulkan akan terjadi breakup pada horizontal resistance 6 bulan yang artinya garis resistance akan tertembus.

Penulis juga menganalisis dengan menggunakan candlestick type dan menemukan bahwa pergerakannya masih akan merangkak ke atas dan harga BBCA masih dimungkinkan naik pada perdagangan hari Senin dan kenaikannya masih berkisar di angka 3600.

Prediksi Harga Saham INCO Hari Senin

created by:

Willy Stephen


Penurunan BI rate menjadi sentimen positif bagi pasar minggu ini terlihat bahwa indeks sudah menembus level 2050, dengan pemotongan BI rate ini ikut memperbesar ruang gerak bagi sektor perbankan (BBNI, BDMN,BMRI, dll) untuk bangkit ke level tertinggi, sektor property (CTRP, Elty) juga ikut kecipratan efek penurunan BI rate, begitu sektor infrastuktur (JSMR) masih layak di koleksi. Berbagai penggerak ihsg adalah hot money yang masuk begitu kencang ke bursa juga ikut mendorong penguatan rupiah.

Masa resesi yang diperkirakan sudah berada dititik minimum, menjadi faktor penggerak kenaikan harga minyak dunia yang sudah hampir menyentuh $70/ barrel. Kenaikan harga minyak ini juga mendorong meningkatnya saham terutama saham – saham komoditas baik sektor perkebunan (unsp, aali, sgro) dan sektor mining ( Bumi, Trub, dewa) dan sektor property juga ikut kecipratan sentiment positif ini tidak terkecuali INCO (International Nickel Indonesia) yaitu perusahaan penghasil nikel.

Inco sudah rebound sekitar 275% dari harga terendahnya sejak November 2008 yaitu dari harga 1180 ke 4425. Untuk sekarang harga inco sudah berada pada titik normalnya, berikut adalah beberapa berita mengenai Inco:

Laba bersih INCO pada kuartal pertama 2009 anjlok 87% yoy dari US$ 139,6 juta (US$ 0,014 per saham) jadi US$ 17,2 juta (US$ 0,002 per saham) atau lebih tinggi dibanding kuartal IV 2008 mencatatkan kerugian US$ 9,8 juta (US$ 0,001 per saham). Penjualan turun 68% yoy dari US$ 380 juta jadi US$ 121,4 jut a dengan EBITDA turun 20% yoy dari US$ 221,8 juta jadi US$ 46,3 juta. Selanjutnya, produksi nikel dalam matte turun 20% yoy jadi 16.200 MT, harga realisasi rata-rata nikel
anjlok jadi US$ 8,309 /MT dari US$ 21,188/MT di kuartal I 2008 , dan harga pokok penjualannya turun menjadi US$ 114,6 juta dari US$ 177,6 juta di kuartal I 2008.
Sementara itu, perseroan menunda kelanjutan proyek konversi batubara senilai U$100 juta, terkait biaya
langsung jangka pendek yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu capex berkurang jadi U$118,8 juta
dari U$228,8 juta.

INCO memangkas capex jadi U$166,4 juta (Rp1,66 triliun) dari U$228,8 juta (Rp2,28 triliun).
Capex akan digunakan untuk belanja barang modal U$83,3 juta dan membiayai kelangsungan usaha
U$83,1 juta. Sementara itu, perseroan akan menggarap megaproyek U$582 juta (rp6,9 triliun) pada
tahun ini.

Meskipun indeks untuk minggu ini sudah mencetak rekor menembus 2050 tapi untuk minggu depan saham-saham yang sudah naik terlalu tinggi sangat rawan koreksi akibat profit taking sebab penggerak ihsg bukan murni fundamental perusahaan tetapi akibat tingkat kepercayaan investor asing

Terhadap emerging market sangat tinggi yang mana hot money ini bisa keluar sewaktu-waktu jadi hati-hati dengan aksi profit taking asing…

Prediksi Harga INCO: 4125

Jumat, 05 Juni 2009

BTEL--Bakal Naik, Sepertinya…

Created by: Ier Ruswelie

Kepemilikan sahan yang didominasi oleh pemodal nasional, rupanya tidak membuat Bakrie Telecom Tbk kebal terhadap terjangan Krisis Global. Hal ini dapat dilihat dari curamnya kejatuhan kurva pergerakan trading salah satu saham nasional ini di sepanjang November 2008 yang kemudian hampir tak mengalami perkembangan dengan posisi sideway sampai di sekitar April 2009.
Mei 2009 rupanya menjadi origin untuk kembali menanjak, terbukti dengan perlahan namun pasti, pergerakannya terus naik dengan tanpa dapat mengelak dari fluktuasi yang semakin tak menentu. Sebenarnya, jika kita menyimak dengan benar komposisi orang-orang yang memegang saham Bakrie Telecom Tbk, maka kita akan menemukan fakta bahwa paling besar kepemilikan saham dipegang oleh PT Bakrie & Brothers Tbk dengan angka 20-an persen.
Bukan merupakan angka yang cukup besar jika kita bandingkan dengan angka 50% sebagaimana wajarnya teori kepemilikan bagi perusahaan yang seharusnya memiliki controlling di anak perusahaannya. Namun, berbeda kasusnya jika angka tersebut dibandingkan dengan angka yang hanya berkisar antara 5-8%.
Berdasarkan data yang saya peroleh dari www.idx.co.id, dilaporkan para pemilik saham BTEL adalah:
1) 1st Financial Company Limited pada tanggal 27 February 2009 kepemilikannya 6,64 %
2) PT Bakrie & Brothers pada tanggal 30 April 2009 kepemilikannya 22,54%
3) PT Danatama Makmur pada tanggal 29 Oktober 2008 kepemilikannya 6%
4) Credit Suisse Singapore Branch S/A Long Haul Holdings LTD-BT pada tanggal 30 DEsember 2008 kepemilikannya 8,08%
5) Long Haul Holdings LTD pada tanggal 30 November 2007 kepemilikannya 5,25%
6) RBOC (ASIA) LTD pada tanggal 28 Desember 2007 kepemilikannya 5,07%
7) Unidex Pasific Limited pada tanggal 30 April 2009 kepemilikannya 5,02%
Dari data-data tersebut, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa selebihnya dari saham-saham yang beredar adalah berada di tangan para pemegang saham minoritas yang angkanya kurang dari 5%. Hal tersebut rupanya menjadi salah satu factor penyebab fluktuatifnya pergerakan saham BTEL dengan angka perubahan yang tidak begitu signifikan.
Seperti yang terjadi sebulan terakhir ini, naik turun terus berlanjut berkisar antara angka 100-an sampai 160-an yang kemudian ditutup kemarin, 04 June 2009 sebesar 140 point. Namun demikian, untuk bisnis yang berpotensi untuk terus menanjak di tahun-tahun yang akan datang, tak heran jika BTEL dapat dengan relative cepat memulihkan diri.
Terlihat dari data yang saya peroleh di http://finance.yahoo.com/q/hp?s=BTEL.JK, perkembangan point dari bulan Februari terus menanjak walaupun dengan beberapa senggolan yang tidak begitu berarti. Walaupun kini angkanya sedang menurun (pada detik ini) setelah sesi pertama trading, menorehkan angka di 139 point, saya memprediksikan angka untuk penutupan saham BTEL di sesi penutupan 08 June 2009 adalah berkisar di point 140—tidak kurang tapi mungkin lebih. Angin segar di hari Senin dengan sejarah kenaikan dan penurunan saham BTEL membuat saya optimis bahwa di hari Senin tersebut, angka pergerakan sahamnya akan naik.
Demikian analisis saya sebagai amatiran sejati. Terima kasih ^o^