Selasa, 16 Desember 2008

Tema Kajian #2 R&D FMC-EDUCATIONAL: Naiknya Indeks Saham di Asia

13/12/2008
Created by:

IER RUSWELIE
With the conclusion of edu-fmc discussion on Saturday, 13 Des 2008:

Indeks Saham Asia : Zona Hijau ke Zona Merah (akhir pekan perdalam kerugian)

Naiknya saham Asia beberapa hari yang lalu ternyata memang hanya berlangsung sementara saja. Udara segar seakan dialirkan ke regional ini dengan berbagai pemicu yang terjadi di masing-masing negara di Asia terjadi hanya dalam sekejap.

Desember, bisa jadi merupakan salah satu hal yang menjadikan saham Asia naik. Window dressing jadi menu utama kegiatan para investor di akhir bulan tahun 2008 ini. Pernyataan-pernyataan pembagian dividen dari tiap emiten seakan jadi sesuatu pemicu utama bagi mereka yang memburu dividen.

Tapi bakal kacau jadinya kalau misalkan sang emiten menyatakan pengurangan prediksi profit atau bahkan tidak akan adanya deviden. Bisa-bisa sahamnya langsung terjual banyak tanpa terkendali—nilainya bakal terjun bebas—taking profit besar-besaran bakal terjadi.

Pemicu lainnya adalah harga minyak yang turun. Turunnya minyak membuat biaya produksi turun, secara gak langsung mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat walaupun gak begitu signifikan. Tapi seenggaknya itu cukup membuat para investor melirik pasar saham kembali untuk menyimpan uangnya. Keyakinan bahwa para emiten akan bertahan dengan daya beli masyarakat yang membaik sepertinya cukup untuk membuat saham di Asia naik beberapa hari yang lalu.

Buat Indonesia dan beberapa negara mayoritas muslim, mungkin Hari Raya Idul Adha kemarin berdampak ke arah yang sama layaknya seperti efek minyak yang turun. Konsumsi masyarakat meningkat. Meningkatkan GDP negara yang bersangkutan. Seolah memang pertumbuhan ekonomi terlihat sedikit membaik, efeknya mungkin memang baik, tapi apa efeknya akan berlangsung lama?!

Pemicu paling menarik diperbincangkan adalah rencana bailout untuk industri otomotif Amerika. Sentimen positif tersebut cukup membuat para investor tergerak kembali untuk melakukan transaksi beli di pasar modal. Tapi beberapa pihak meragukan hal tersebut. Mereka meragukan bailout tersebut akan disetujui secepat itu.

Tapi mungkin keraguan mereka tersebut bukanlah suatu hal yang meragukan. Terbukti dari apa yang terjadi hari Jumat, 12 Desember kemarin, bursa Asia berubah warna dari zona hijau ke zona merah—rencana bailout otomotif Amerika gagal.

Sialnya, kegagalan rencana bailout ini terjadi di akhir pekan. Ini berarti posisi saham Asia yang berdarah-darah ini akan semakin berdarah di awal pekan nanti.

Di break pertama (12/12/08), IHSG, pada break pertama, ditutup melorot 4,12% atau 52,93 poin menjadi 1.263,764. Penurunan indeks didominasi oleh penurunan sejumlah emiten yang bergerak di sektor otomotif dan komoditas.

Nikkei 226 mengalami kemelorotan juga, turun 6,53% menjadi 8.166,56. Di jepang, penurunan dipicu oleh saham-saham otomotif ternama dunia—Honda Motor Co.

Di China, CSI 300 index ikutan melorot 2,2% setelah pemerintah menyatakan pertumbuhan China akan mengalami perlambatan karena penurunan penjualan terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Indeks Kospi tak jauh berbeda, merosot 5,2%, setelah Bank of Korea merilis pernyataan perekonomian akan bergerak lambat dan merupakan yang terparah sejak 11 tahun terakhir.

Kemerosatan tersebut semua, pada umumnya dipicu oleh turunnya nilai saham dari emiten-emiten yang terkait dengan industri otomotif. Contoh saja turunnya nilai saham PT Indo
Tambangraya Megah Tbk yang sama sekali tidak bergerak di industri otomotif, namun mempunyai keterkaitan dengan industri otomotif—harus gigit jari tertarik terjerembam ke kemerosotan nilai saham akhir pekan ini.

Alhasil, masuk keluarnya saham Asia dari dan ke zona merah pun terus menerus berlangsung.

6 komentar:

ws mengatakan...

ier analisisnya bagus.
tapi saya punya pendapat lain soal penurunan harga minyak, maaf kalo salah.

ier mengatakan bahwa Pemicu kenaikan ihsg adalah harga minyak yang turun. Turunnya minyak membuat biaya produksi turun, secara gak langsung mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat walaupun gak begitu signifikan. Keyakinan bahwa para emiten akan bertahan dengan daya beli masyarakat yang membaik sepertinya cukup untuk membuat saham di Asia naik beberapa hari yang lalu.

saya ingin tanya minyak disini maksudnya minyak dunia atau bbm indonesia? karena bbm dan minyak dunia adalah dua hal yang berbeda yaitu penurunan minyak dunia tidak pasti menyebabkan harga bbm turun, itu tergantung dari kebijakan pemerintahnya, begitu juga sebaliknya.

(kondisi sekarang penurunan minyak dunia membuat pemerintah memberikan kebijakan penurunan harga bbm)

trus yang saya tahu ihsg itu di topang oleh komoditas seperti tambang dan energi dimana minyak dan cpo termasuk didalamnya. dengan penurunan harga minyak malah akan menurunkan ihsg. saya masih ingat ketika penurunan harga minyak dan juga produk tambang ikut menyeret penurunan ihsg, kalau tidak salah di sekitar awal bulan agustus dan masih berlangsung sampai sekarang. begitu juga sebaliknya di awal tahun 2008 dimana ihsg berada pada masa jayanya dimana pada saat itu harga minyak juga berada pada harga tertingginya.

saya juga ingin bertanya tentang window dressing, saya juga kurang tahu pasti tentang window dressing. saya ingin nanya apa hubungan antara window dresssing dengan pembagian deviden? yang saya tahu window dressing itu untuk mempercantik portofolio dengan cara menjual saham dengan kerugian besar dan pembelian saham terbang tinggi di dekat akhir kuartal oleh perusahaan dana reksa sebelum diumumkan kepada para pemegang saham. jadi menurut saya window dressing terjadi karena untuk mempercantik portofolio bukan karena pembagian deviden.

salma mengatakan...

hmmm, sbenernya kalo minyak dunia turun tapi bbm tetep aja, ga mendorong daya beli buat masyarakat indo juga siy...

btw, pemerintah dah panas bgt tuh dibilang ngambil untung dari harga bbm, makanya diturunin, heuheu...

yap, bner bgt will..
yg gw tw klo ga salah (klo salah maap ya, lupa2 jg gw) sahamnya astra agro lestari ato apa gt, turunnya lumayan drastis pas harga minyak dunia turun...

iya, window dressing mang bwt bikin portofolio perusahaan jd kliatan bagus pas laporan keuangan akhir...

mksdnya ier mungkin pernyataan pembagian dividen juga bisa bikin saham ataupun indeks naik...

heu, smangat yah kalian, seneng deh liat member baru pada rajin gini....

Vidi Adyatma mengatakan...

cukup menarik atau boleh dikatakan menarik.
terutama untuk msalah window dressing,..

hmmm...
mungkin begini, penurunan harga minyak dunia memang membuat biaya produksi turun, harga-harga turun dan masyarakat mampu meningkatkan daya belinya.
Tapi bagi yang komoditinya berhubungan dengan mniyak, pasti jadi merasa "dirugikan"
atau komoditi yang selama ini diplot menjadi energi alternatif juga turun. Tercatat harga CPO turun seiring harga minyak (wlau ada stdev-nya)

overall, its a great

ier mengatakan...

iya,, maksud aku kayak apa yang vidi tulis.

itu bukan BBM maksudnya ^o^V

permintaan di pasar riil kan turun,, masing2 orang pasti pada pengen hemat kan...
nah,, dengan turunnya minyak ini,, bikin perusahaan menurunkan harga barangnya mengikuti keinginan konsumen dengan senang hati walo agak berat juga kayaknya didukung dengan turunnya harga minyak ini.

yang window dressing,, apa yang aku tulis itu yang aku baru ngerti. tar aku smedi dulu nu nyari pencerahan ya... hehehe

kalo masalah emiten yang berkaitan sama minyak itu aku gak terlalu ngerti. tapi kemaren2 waktu IHSG naik tuh aku baca emiten2 pertambangan tuh sahamnya melonjak naik. masuk five top gainer malah! nah... itu gimana kasusnya sih?

aku gak ngerti yang vidi tulis : Tercatat harga CPO turun seiring harga minyak (wlau ada stdev-nya).
maksudnya CPO tuh apa?

makasih....

Rayenomics mengatakan...

hai hai...
Maap nimbrung

1. Harga minyak turun tentu HPP turun. Ingat, industri dan non-industri harganya beda. Meskipun BBM di SPBU belum turun, ga berarti harga BBM industri tidak turun. Selanjutnya skemanya yg kayak kata Vidi. HPP turun, Barang lebih murah (seharusnya), daya beli naik. Nah! masalahnya, apakah bener secara riil harga barang turun?

2. Hayo...apa kaitannya dividend dengan window dressing? biasanya kalau perusahaan yang menyatakan akan membagikan devidend dengan DPR yg lebih kecil mengakibatkan apa? Nah, lalu definisi window dressing tadi apa?
Apakah manajer investasi akan membeli atau menjual saham yg akan membagikan dividend dengan dalih mempercantik sharpe ratio? :)

3. IHSG dalam waktu 3 tahun ini ditopang sama emiten berbasis komoditas. Nah! kalau harga komoditas turun, Pendapatan naik atau turun? Kalau pendapatan turun, saham naik atau turun?

Yah...begitulah...sekian... tetap semangat dalam mencari ilmu ya... :D

Anonim mengatakan...

hmm baca dulu ah...