Selasa, 16 Desember 2008

Indeks Harga Saham Asia

13/12/2008
Created by:

MIAW
With her analysis:

Krisis Subprime mortgage di AS cepat berkembang menjadi krisis keuangan global dalam kurun ± 2 tahun.tidak hanya terjadi di sektor keuangan dan bursa saham AS, tetapi juga menjalar ke Eropa, Rusia, Australia, dan Amerika Latin.

Dampak krisis keuangan global tidak hanya ditransmisikan melalui koreksi di pasar saham, juga investasi, sektor riil, aliran perdagangan internasional, dan sektor keuangan.

Kita masuk ke pasar saham, indeks harga saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Fungsinya adalah menjadi indikator trend pasar, menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah lesu atau aktif. Pergerakan indeks harga saham ini menjadi pedoman invespor apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli saham.

Dalam kondisi keuangan global saat ini yang dapat dikatakan sedang mengalami resesi, jelas indeks harga saham terkena imbasnya. Indeks-indeks saham di Asia pun tidak dapat mengelak dari imbas ini.

Hangseng, bursa saham Hong Kong, sempat melonjak 8,6%, terakhir 6%. Hal ini menyusul langkah pemerintah China yang memperbesar paket stimulus/perangsang pertumbuhan ekonomi.

Bursa Tokyo, Jepang, Indeks Nikkei naik beberapa persen. Apresiasi ini ditopang oleh sektor farmasi dan ritel. Juga ditopang paket stimulus baru dari pemerintah Jepang untuk menopang ekonomi yang ditimpa krisis. Paket ini dialokasikan untuk menopang pasar saham, penciptaan lapangan kerja dan pastinya stabilisasi ekonomi. Indeks Kospi, Korea Selatan, mengalami apresiasi pula ditopang oleh saham teknologi, ekspektasi pasar terhadap stimulus ekonomi yang diupayakan pemerintah, dan juga sempat didukung pemangkasan suku bungan oleh Bank Sentral Korea untuk menolong Korea dari perlambatan ekonomi.

Bursa Efek Indonesia pun menguat disebabkan sentimen positif dari penguatan saham regional, pernah pula akibat dari penurunan BI rate, faktor regional (merupakan faktor dominan), juga karena sempat menguatnya rupiah, bertahan di posisi Rp 12.000,- / USD.

Dari data-data dapat terlihat bahwa indeks saham di Asia rata-rata sedang menguat. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa setiap pelaku pasar menanggapi positif langkah-langkah pemerintah masing-masing. Juga disebabkan sempat menguatnya indeks saham Wall Street yang direct atau indirect pasti memberi dampak.

1 komentar:

Rayenomics mengatakan...

hai hia...
tulisan yang bagus...
Meski "sedikit" kurang penjelasan kenapa bisa resist atau bahkan naik...anyway, lumayan lah...

oiya, sekedar mengingatkan....
Indeks bukan pedoman buat semua investor. tapi buat active strategy investor. Karena buat passive investor, mereka ga peduli dengan indeks. Indeks bisa jadi hanya sekedar benchmark harga keselurahan di bursa.
Nah! coba cari di wikipedia atau investopedia, perbedaan antara active investing dan passive investing. semoga dapat memperdalam ilmunya... :)