Selasa, 16 Desember 2008

Bangkitnya IHSG dari Keterpurukan

13/12/2008

Created by:

SHIELDVIE

With her analysis:


Indeks saham di bursa Asia melonjak tajam, Senin (8/12). Pelaku pasar menanggapi positif langkah pemerintah masing-masing dalam mengatasi krisis serta menguatnya wallstreet akhir pekan silam.

Indeks Nikkei 225 naik 411,54 poin atau 5,20 persen hingga menembus level 8.329. Apresiasi Nikkei banyak ditopang oleh saham sektor farmasi dan ritel.

Indeks Hangseng di bursa Hongkong juga melonjak 1.198 poin atau sekitar 8,6 persen. Lonjakan ini menyusul langkah anyar pemerintah China memperbesar paket stimulus guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Indeks Kospi di Korea Selatan juga naik 7,5 persen ke level 1.105,05.

Lonjakan banyak ditopang oleh saham teknologi serta ekspektasi pasar terhadap stimulus ekonomi yang diupayakan pemerintah.

Sedangkan Bursa Efek Indonesia, Singapura dan Malaysia hari ini tutup karena Idul Adha.

Berikut pergerakan IHSG selama pekan ini:

§ Selasa (9/12/2008): IHSG naik tajam 63,774 poin (5,3%) menjadi 1.266,116.

§ Rabu (10/12/2008): IHSG melejit 49,779 poin (3,93%) menjadi 1.315,895.

§ Kamis (11/12/2008): IHSG menguat tipis 0,799 poin (0,06%)

menjadi 1.316,694.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini mencatat 'surplus'. Panin Sekuritas dalam review IHSG sepekan menyatakan, IHSG bergerak menguat +5,04% selama sepekan

Konsumsi yg meningkat di Hari Raya Idul Adha menjadi salah satu factor pendorong kenaikan IHSG.

Saham-saham unggulan yang kembali menjadi perburuan menjelang akhir tahun karena para investor mengejar kemungkinan pembagian dividen pun ikut membantu kenaikan

Selain itu, IHSG juga didorong kenaikan saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor finansial. Beberapa saham perbankan yang memimpin indeks BEI diantaranya : saham Bank Mandiri yang terangkat Rp40 ke posisi 1.530,

Telkom melangkah Rp200 ke harga Rp6.000, Bank BRI menguat Rp150 ke posisi Rp3.350, Bank BCA menambah Rp75 ke level Rp2.750 dan BankBNI terangkat Rp30 menjadi Rp500. (Data 4/12)

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-rate) yang jadi pemicu kenaikan sektor perbankan.
Ekspektasi penurunan BI-rate ini karena melihat tekanan inflasi yang sudah mulai turun. Selain itu, indeks BEI juga didukung oleh sentimen naiknya bursa AS dan regional, terutama terangkat oleh berita penjualan ritel online dan rekor kenaikan aplikasi mortgage mingguan yang menutup berita pelemahan ekonomi di AS.
Sepertinya para pelaku pasar berharap banyak atas keputusan Bank Indonesia atas penetapan suku bunga acuannya.

Akan tetapi, sebelum tulisan ini sempat diposting, pada sesi 2 perdagangan hari Jumat (12/12), bursa regional terguncang setelah mendapat berita negatif dari gagal disetujuinya rencana bailout bagi industri otomotif AS oleh senat. Ancaman kebangkrutan tiga raksasa otomotif AS akan memberikan efek domino yang berujung pada resesi yang lebih mendalam,

Sentimen negatif itu ikut berdampak pada pergerakan indeks hari ini. Tak pelak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) benar-benar keok dan tak berdaya.

Indeks merosot 4,08% atau 53,726 poin menjadi 1.262,968. Kemerosotan dipicu oleh anjloknya sejumlah emiten di sektor otomotif dan pertambangan.

Bailout otomotif AS membuat sejumlah emiten yang berhubungan dengan industri otomotif ikut anjlok. PT Astra Internasional Tbk turun Rp 950 menjadi Rp 9.700 dan PT Goodyear Indonesia Tbk turun Rp 850 dan Rp 8.050.

Selain itu, indeks juga tertekan oleh penurunan harga minyak mentah dunia. Penurunan ini turut menyeret emiten-emiten yang bergerak di sektor komoditas. Sebut saja PT Indo Tambangraya Megah Tbk yang turun Rp 750 menjadi Rp 10.500, PT Astra Agro Lestari Tbk turun Rp 700 menjadi Rp 9.100 dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk turun Rp 700 menjadi Rp 6.800.

Aksi ambil untung investor di dalam negeri ikut memperparah kejatuhan IHSG.

Penurunan indeks seharusnya membuka peluang bagi investor lokal. Dengan penurunan ini, mereka sejatinya bisa menjadi market leader. Kondisi ini dapat mengontrol aktivitas perdagangan yang sebelumnya didominasi pemain asing.

Untuk pekan depan sepertinya investor masih harus terus memperhatikan perkembangan makroekonomi global. Investor juga masih menanti langkah yang akan diambil pemerintah AS dalam menyelamatkan industri otomotif negara tersebut.

3 komentar:

fmc_edu mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ier mengatakan...

saya gak ngerti beberapa hal:
1. apa yang menyebabkan Apresiasi Nikkei banyak ditopang oleh saham sektor farmasi dan ritel?
2. kenapa naiknya IHSG didorong kenaikan saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor finansial,, apa gara2 mo turunnya BI rate itu?
emangnya ngefek apa sih kalo BI rate turun?

makasih...

Rayenomics mengatakan...

Hm...pertanyaan gue sama dengan ier :D

Gampangnya gini deh. Y=C+S/I
Preferensi antara savings dan Investment tentu saja dipengaruhi masalah tingkat return. Kalau suku bunga turun, katakanlah tadinya nabung di Bank dapat interest 3% sekarang hanya dapat 2%. Yang artinya harus nabung diatas 5 juta kalau ga mau uangnya dikikis sama biaya admin dan inflasi. atau milih investasi di saham yg lagi diskon? apakah orang akan memindahkan dananya ke saham? lalu terjadi kenaikan IHSG? Lalu jika BI rate turun, kenapa sektor perbankan jadi bagus?padahal pendapatan mereka berkurang? adakah hubungnya dengan likuiditas kredit? hayo....selamat berpikir...

Semangat ya dalam mencari tahu tentang pasar keuangan :D